
Literasi Sekolah
Secara sederhana literasi adalah kemampuan
seseorang dalam menulis dan membaca serta memahami ide-ide secara visual, jadi
kemampuan ini tentu saja wajib dimiliki oleh semua orang. Kemampuan literasi
seseorang dapat menjadi faktor kesuksesan bagi orang tersebut karna setiap
kegiatan baik itu kegiatan ekonomi, pendidikan maupun keagamaan pasti tidak
terlepas dari membaca dan menulis. Tapi sayangnya menurut survey yang dilakukan
oleh Central Connecticut University di New Britain Indonesia berada di
peringkat 60 dari 61 negara lainnya terkait dengan minat baca, kita berada di
bawah negara tetangga kita sepertii Thailand. Pada tahun 2015 UNESCO juga
menyebutkan bahwa indeks baca Indonesia baru mencapai 0,001 artinya dari 1000
orang hanya ada 1 orang saja yang memiliki minat baca, menyedihkan bukan.
Apakah minat baca yang rendah menjadi penyebab negara ini sulit untuk menjadi
sebuah negara maju...ya bisa jadi .
Pada tahun 2015 pemerintah kita melalui
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayan (Kemendikbud) meluncurkan program gerakan
literasi sekolah (GLS) sebagai jawaban atas rendahnya budaya literasi yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia. ada 3 tahap pelaksanaan gerakan literasi
sekolah yaitu ; penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca,
meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan dan
menggunakan buku pengayaan dan membaca di semua mata pelajaran. Gerakan
literasi sekolah memang akan lebih efektif pelaksanaanya di sekolah karena
waktu anak-anak lebih banyak dihabiskan di sekolah daripada di rumah.
Mengelola sudut baca juga merupakan salah
satu upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam menumbuhkan minat baca
peserta didik. Dengan kedekatan anak-anak kita dengan buku, diharapkan akan
tumbuh kebiasaan membaca pada diri mereka.