Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill)
PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL)
1.
Pengertian.
Kecakapan hidup adalah
kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan
kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan
kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah memfungsikan pendidikan sesuai
dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi siswa dalam menghadapi
perannya di masa mendatang secara menyeluruh.
2.
Tujuan
Tujuan pendidikan
kecakapan hidup adalah (1) mengaktualisasikan potensi peserta didik
sehingga dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah, (2)
memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karir peserta didik, dan (3)
memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari, (4) memberikan kesempatan kepada madrasah untuk
mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan
berbasis luas, dan (5) mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di
lingkungan madrasah dan di masyarakat.
3.
Pendidikan Kecakapan Hidup
- Berdakwah Aktif
Indikator :
1.
Dapat menjadi
contoh yang baik bagi lingkungannya (bil hal)
2.
Dapat mengajak
kepada kebaikan dalam bentuk verbal (bil
lisan)
3.
Berani mencegah
dan melawan kemungkaran
4.
Mampu memberikan
kultum dan pembacaan hadits pilihan.
Program Kegiatan:
1.
Pembiasaan
perilaku yang baik kepada santri dengan sistem keteladanan dari ustadz,
pengasuh, santri kelas atas sampai
kelas bawah.
2.
Pelatihan kultum/
khitobah / pidato
3.
Mengadakan lomba
pidato di lingkungan pesantren
4.
Mengikuti lomba
pidato ditingkat lokal maupun regional
5.
Kultum ba’da
sholat tarawih
6.
Mengaktifkan
santri dalam program-program sekolah khususnya di masjid dan asrama.
7.
Membaca hadits
pilihan ba’da sholat duhur
- Ekselen Dalam Penguasaan Al Qur’an
Indikator :
1.
Rajin membaca Al
Qur’an
2.
Santri memiliki
kemampuan bacaan Al Quran dengan tartil
yang standar sesuai aturan makhroj dan tajwid
3.
Santri mampu
menghafal Al Quran 6 Juz : 1, 2, 3, 4, 29, dan 30
4.
Santri mampu
menulis khot nashi juz 30 dan 29.
5.
Santri memiki
kemampuan menerjemahkan dan memahami ayat dan atau surat pilihan dalam Al
Qur’an
Program Kegiatan:
1.
Program Idad
Tahsin Al Quran
2.
Halaqah Al Qur’an
yang terprogram dengan baik
3.
Semaan Al Qur’an secara rutin dan terjadwal di
masjid bekerjasama dengan Biro Al Quran dan Bahasa.
4.
Ujian Tertutup dan TerbukaTahfidz Al Quran
5.
Sertifikasi
Tahfidz Alquran
6.
Pembiasaan membawa
Al Qur’an setiap saat.
- Dalam Mata Pelajaran Matematika
Dari daftar kecakapan hidup di atas guru Matematika dapat
merancang RPP dengan memasukkan aspek kecakapan hidup
personal (tanggung jawab dan berpikir kritis) dengan menyisipkan
pertanyaan-pertanyaan kritis dan profokatif pada soal-soal dan bahan ajar
matematika yang dikembangkan. Kecakapan hidup sosial (bekerja
sama dan keterbukaan terhadap kritis) diintegrasikan dengan cara memilih
metode pembelajaran diskusi atau metode kooperatif dalam kegiatan
pembelajarannya. Dengan diskusi diharapkan kemampuan bekerjasamanya
berkembang. Dalam proses diskusi diharapkan kemauan menerima kritik juga
dilatihkan sehingga siswa lebih terlatih dalam menerima sebuah kritik.
- Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/ Bahasa Inggris/ Bahasa Arab
Pembentukan aspek kecakapan personal seperti tanggung jawab,
kemandirian, kepercayaan diri diintegrasikan dalam Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia/ Bahasa Inggris/ Bahasa Arab dengan cara memilih bahan bacaan dan
contoh-contoh teks yang menggambarkan pentingnya kemandirian, tanggung
jawab, dan kepercayaan diri. Mata pelajaran bahasa cukup
fleksibel untuk memilih topik-topik teks/ cerita/ drama yang
berguna untuk membentuk kemandirian, tanggung jawab, dan kepercayaan
diri. Selain itu, kepercayaan diri juga dapat dibentuk melalui pemilihan
kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk presentasi di depan
teman-temannya (berpidato di depan teman, berwawancara, bermain peran, dan
sebagainya). Kecakapan bekerjasama dan menghargai orang lain,
juga dapat diintegrasikan dengan memilih kegiatan
pembelajaran berupa diskusi kelompok, diskusi berpasangan atau JIGSAW
untuk membelajarkan keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan mendengar.
Indikator:
1.
Santri mampu
membaca, berbicara, dan menulis dengan efektif dalam Bahasa Arab dan Bahasa
Inggris.
2.
Memiliki
ketrampilan menulis Alquran dengan khot nashi juz 30 dan 29.
3.
Nilai Ujian
Nasional/Sekolah dengan skor minimal
8,50.
4.
Lulus Ujian TOEFL
dan TOAFL dengan skor minimal 400
Program Kegiatan :
1. Rekayasa lingkungan berbahasa dengan Bahasa Arab dan Bahasa
Inggris
2. Bimbingan Belajar dan Program Intensif Bahasa Inggris
3. Tasyji’ rutin dari Sekolah dan controling
4. Mahkamah Lughoh
5. Muhadatsah
6. Orkestrasi lingkungan dan penempelan kosa kata
7. Pionering
8. Bahasa pengantar PBM dengan menggunakan Bahasa Arab dan
Inggris
9. Menjalankan slogan “ NO ENGLISH OR OR ARABIC NO SERVICE”
10. Mengundang native speaker
11. Gerakkan Mengarang dalam Bahasa Arab dan atau Bahasa
Inggris
12. Pentas Bahasa
13. Pidato,Kultum, dan Pembacaan Hadits dengan menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa
Inggris
14. Bekerjasama dengan lembaga penyelenggara Ujian TOEFL dan
TOAFL.
- Dalam Mata Pelajaran Sains
Keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan dengan
memilih model pembelajaran yang bersifat investigasi/ penyelidikan terhadap
fenomena-fenomena di sekitar yang terkait dengan kompetensi dasar.
Tanggung jawab diintegrasikan dengan memilih materi- materi berkaitan dengan
tanggung jawab terhadap keselamatan diri sendiri maupun keselamatan orang lain.
Misalnya, pada waktu membelajarkan KD Zat Aditif guru memilih
peristiwa-peristiwa menakutkan yang berkaitan dengan dampak zat-zat
kimia pada makanan atau obat-obatan terhadap jiwa manusia, peristiwa yang
menggambarkan dampak penggunaan zat kimia terhadap lingkungan,
peristiwa-peristiwa dampak rokok/ narkoba terhadap remaja.
Dengan pemilihan materi-materi yang kontekstual tersebut diharapkan secara
tidak langsung menyadarkan siswa untuk memiliki tanggung jawab terhadap
keselamatan dirinya dan orang lain. Keterampilan bekerja sama dan
kemampuan berpikir logis diintegrasikan guru pada kegiatan pembelajaran yang
berupa tugas melakukan percobaan secara berkelompok
- Dalam Mata Pelajaran IPS
Kemampuan personal untuk dapat berempati dan menghargai orang
lain dapat diintegrasikan dengan pemilihan metode pembelajaran bermain
peran atau langsung mengamati/ berwawancara dengan orang-orang yang berkaitan
dengan pembahasan pada kompetensi dasar. Misalnya, pada pembahasan ekonomi yang
bermoral siswa dapat ditugasi untuk mewawancarai penjual sayur, tukang
sol sepatu, pengemis, dan sebagainya. Tanggung jawab terhadap keselamatan diri
dan orang lain juga dapat dintegrasikan dengan cara memilih metode
pembelajaran simulasi untuk menyelamatkan diri dari berbagai bencana yang
sering terjadi di daerahnya. Misalnya, guru IPS di Jogya dan Bengkulu
memperdalam materi tentang gempa dan memilih berbagai metode
simulasi untuk menyelamatkan diri dari gempa; guru IPS di Aceh,
Banyuwangi, NTT memperdalam materi tentang tsunami dan menggunakan metode
simulasi mempraktikkan cara menyelamatkan diri dari bencana tsunami.