-->
Kisi-Kisi Beserta Penjelasan UP PPG Dalam Jabatan IPS 2021

Kisi-Kisi Beserta Penjelasan UP PPG Dalam Jabatan IPS 2021

 

PPG Dalam Jabatan 2021


Kisi-Kisi UP PPG IPS 2021

  1. Peserta didik mampu menerapkan media pembelajaran yang tepat untuk sumber belajar tersebut

Media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat bantu pembelajaran, yaitu segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini masih cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang digunakan untuk tujuan pembelajaran. Secara umum media pembelajaran dapat dikelompokan menjadi empat yaitu:

Media Visual, yaitu suatu jenis media yang semata-mata hanya memanfaatkan indera penglihatan peserta didik untuk menyampaikan pesan pembelajaran.  Media Audio, yaitu jenis media pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pesan dan informasi yang diterimanya adalah berupa pesan verbal seperti bahasa lisan dan pesan nonverbal dalam bentuk bunyi-bunyian, musik, dan bunyi tiruan. Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan indera penglihatan dan indera pendengaran dalam suatu proses atau kegiatan. B. Fungsi Media Pembelajaran Secara Umum

1. Menarik Perhatian Siswa

2. Memperjelas Penyampaian Pesan

3. Mengatasi Keterbatasan Ruang, Waktu dan Biaya

4. Menghindari Kesalahan Tafsir

5. Mengakomodasi Perbedaan Tipe Gaya Belajar Siswa

Dari pengertian tersebut sumber belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar, misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan, dan sebagainya.

2. Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda peninggalan lainnya.

3. Orang atau siap saja yang memiliki keahlian tertentu dimana peserta didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sumber belajar. Misalnya guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya.

4. Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi, dan lain sebagainya.

5. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan peristiwa atau fakta sebagai sumber belajar

2. Memilih bahan ajar yang sesuai dengan kriteria penyajian

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Guru harus memiliki atau menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan : kurikulum, karakteristik sasaran, tuntutan pemecahan masalah belajar. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar

Bahan ajar disusun dengan tujuan:

1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.

2.  Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh

3.    Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Manfaat bagi guru

1.    Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta   didik,

2.    Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh,

3.    Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi,

4.    Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar,

5.  Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.

6.    Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

Manfaat bagi Peserta Didik

1.    Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

2.   Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.

3.    Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya

Jenis Bahan Ajar

1.  Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti model/maket.

2.    Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.

3.    Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film.

4.  Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

3.Contoh teori daric lark leanord hull

Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar yang lebih mengutamakan pada perubahan tingkah laku siswa sebagai akibat adanya stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya yangbertujuan merubah tingkah laku dengan cara interaksi antara stimulus dan respon.

Teori belajar yang dikembangkan oleh Hull sama dengan para ahli fungsionalis lainnya, yaitu menggunakan tipe belajar hubungan Stimulus-Respon (S-R).  Menurut pandangan ini, belajar tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi karena adanya hubungan S-R. Namun menurut Hull, selain hubungan antara S-R, perilaku juga dipengaruhi oleh suatu proses yang terjadi dalam diri organisme, yang tidak dapat diamati. Variabel ini kemudian dikenal dengan nama variabel intervening (intervening variable).

Adapun prinsip teori Hull sebagai berikut : Reinforcement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun fungsi Reinforcement bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada satisfied factor. Dalam mempelajari hubungan S – R yang perlu dikaji adalah peranan dari intervening variable atau yang juga dikenal sebagai unsur O (Organisme). Faktor O adalah kondisi internal dan sesuatu yang disimpulkan, efeknya bisa dilihat pada faktor R yang berupa output. Karena pandangan ini Hull dikritik karena bukan behaviorisme sejati. Proses belajar baru terjadi setelah keseimbangan biologis terjadi.

4.Contoh penerapan teori belajar koqnitif dalam pembelajaran

Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya. Pengertian belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang elah dimiliki seseorang.

Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktivitas belajara yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi  persepsual, dan prosese intelektual. Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah banyak digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan dalam pendekatan behavioristic. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar amat diperhitungkan, agara belajar lebih bermakana bagi siswa. Sedangkan kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya. Mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu.

2) Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama jika menggunakan benda-benda kongkrit.

3) Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.

4) Untuk menarik minat dan menigkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengalaman atau informasi beru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si belajar.

5) Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.

6) Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar makna, informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Tugas guru adalah menunjukkan hubungan antara apa yang sedang dipelajari dengan apa yang telah diketahui siswa.

7) Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Perbedaan tersebut misalnya pada motivasi, persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan awal dan sebagainya.

5.Menentukan kegiatan apersepsi yang tepat

Ada beberapa teknik saat kita masuk ke kelas pertamakali yaitu:

1. Checking knowledge

Teknik ini adalah aktifitas mengecek pemahamam siswa terkait mapel pada materi sebelumnya. Guru mencoba melihat pemahaman terutama pada anak dengan kemampuan di bawah rata-rata. Jika anak lambat menjawab maka ia bisa dibilang belum paham namun bila cepat menjawab maka ia bisa dikatakan sudah paham.

2. Introduce Idea

Merupakan kegiatan membangun ide atau masalah di awal pembelajaran. Contoh pada pelajaran sosiologi pada kompetensi dasar cara menyelesaikan konflik, guru dan siswa menciptakan konflik di kelas. Guru bisa membuat skenario diantara siswa. Setelah mengamati pertengkaran lalu guru kembali memberikan materi pelajaran tentang penyelesaian konflik

Teknik Apersepsi Membuka Pelajaran yang Menyenangkan

Kupas Jeruk Untuk Belajar Peta

3. Analogi

Teknik ini adalah mengaitkan sebuah fakta dengan materi di kelas. Hal yang pernah saya lakukan adalah saat mempelajari proyeksi peta. Saya membawa properti berupa jeruk. Siswa tentu akan penasaran mengapa guru membawa jeruk padahal yang dipelajari adalah peta.

6.Sasaran penilaian pada aspek psikomotorik

Penilaian psikomotorik adalah penilaian untuk menggali potensi keterampilan atau penampilan sesorang dalam mengaplikasikan bidang keilmuannya. Penilaian aspek psikomotor lebih mengutamakan aspek proses bukan hasil, dimana akan banyak sekali aspek-aspek yang nantinya dapat dinilai dari psikomotor siswa setelah mereka menerima imformasi-informasi teoritik (Nitko ,2006 dalam Anwar, 2009). Anwar (2009) bahwa pada dasarnya penilaian psikomotor bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan (skill) yang dimiliki siswa setelah mereka memahami proses pembelajaran kognitif. Jadi penilaian psikomotor tidak berdiri sendiri tetapi mesti didahului dengan penilaian dari ranah kognitif bahkan afektif terlebih dahulu.

Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :

a. Peniruan, terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf

b. Manipulasi, Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan.

c. Ketetapan, memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.

d. Artikulasi, Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.

e. Pengalamiahan, Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin.

Sementara itu Leighbody (1968) berpendapat Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor bahwa penilaian hasil belajar psikomotor mencakup: (1) kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan pengerjaan, (3) kecepatan mengerjakan tugas, (4) kemampuan membaca gambar dan atau simbol, (5) keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan. Dari penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa dalam penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.

  1. Bentuk tugas kinerja atau rubrik penilaian otentik ranah kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.  Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Berkaitan dengan tugas-tugas otentik sesuai dengan karakteristik dan standar yang dirumuskan ahli seperti yang dijelaskan di atas, ada beberapa jenis penilaian yang termasuk dalam kategori penilaian otentik menurut kurikulum 2013 meliputi penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan penilaian tertulis.

a. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja (performance assessment) merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks melalui suatu proses, kegiatan, atau unjuk kerja.

b. Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu (Majid: 2015: 63). Penyelesaian tugas yang dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan analisis, dan penyajian data.

c. Penilaian Portofolio

Portofolio dideskripsikan sebagai kumpulan pekerjaan peserta didik yang sistematis dan bermakna sebagai bukti yang mencerminkan sejauh mana kemampuan dan usaha peserta didik pada satu atau lebih bidang dalam periode tertentu. Portofolio sebagai assessment adalah pengumpulan informasi tentang siswa melalui bukti beberapa contoh pekerjaan siswa.

d. Penilaian Tertulis

Majid (2014: 37) memaparkan penilaian tertulis atau tes sebagai perangkat alat yang berisis tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan terhadap materi tertentu. Penilaian tertulis dapat dikategorikan dalam penilaian otentik jika menggunakan bentuk soal yang berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan menghubungkan bentuk soal yang dibuat pada dunia nyata. Lebih lanjut, Burhanudin (2015) menyatakan bahwa penilaian otentik dengan tes tertulis cocok digunakan untuk menilai aspek kognitif peserta didik

  1. contoh kasus tentang kecerdasan majemuk

Setiap anak mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Anak dengan banyak kemampuan biasanya disebut dengan anak multitalenta. Dikemukakan oleh seorang pakar psikologi dari Amerika Serikat, Howard Gardner Ph. D yang mengatakan tentang konsep Multiple Intelligences atau Kecerdasan Majemuk. Perbedaan jenis kecerdasan ini dimaksudkan supaya Si Kecil tidak dinilai berdasarkan IQ-nya saja, namun dari berbagai macam bidang. Hal ini dapat membantu Si Kecil dalam mengembangkan bakatnya di bidang lain.

1. Linguistic Intelligence/Kecerdasan Linguistik, Kecerdasan majemuk verbal-linguistik melibatkan kemampuan berbahasa melalui membaca, menulis, berbicara, memahami urutan dan makna dari kata-kata, serta menggunakan bahasa dengan benar. Anak yang memiliki kecerdasan ini kuat dalam bidang bahasa, mudah mengingat informasi verbal dan tertulis, suka menulis dan membaca, jago debat dan pidato, suka melontarkan humor, dan bisa menjelaskan sesuatu dengan baik.

Cirinya adalah:

Memberikan perhatian pada orang yang berbicara

Suka belajar kata-kata baru

Suka bercerita

Suka membaca buku

Sering memberikan instruksi kepada orang lain

 2. Logical-Mathematical Intelligence/Kecerdasan Logika Matematika, Kecerdasan dalam mengolah angka, matematika, dan logika untuk menemukan dan memahami berbagai pola, seperti pola pikir, pola visual, pola jumlah, atau pola warna. Untuk memicu kecerdasan logis-matematis pada buah hati, latih Si Kecil dengan permainan analisis, berhitung, pergi ke museum ilmu pengetahuan dan sains, misalnya planetarium.

Cirinya adalah:

Menyukai pelajaran Matematika

Mudah mengingat angka-angka

Menikmati kegiatan percobaan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan

Banyak bertanya tentang bagaimana sesuatu dapat bekerja

Menyukai permainan-permainan yang melibatkan strategi

 3. Spatial Intelligence/Kecerdasan Visual Spasial, Anak dengan tipe kecerdasan majemuk ini mengandalkan imajinasi dan senang dengan bentuk, gambar, pola, desain, serta tekstur. Kemampuan spasial-visual Si Kecil dapat diasah dengan menggambar, melukis, membangun sesuatu, bermain warna, bermain puzzle, dan bermain lilin-lilinan. Kemampuan spasial-visual dimiliki oleh arsitek, pelukis, seniman, dan desainer. Penelitian menunjukkan bahwa, anak yang dilatih untuk mengembangkan spasial-visual memiliki kemampuan mengingat (memori) dan penalaran logika yang baik.

Cirinya adalah:

Lebih menyukai kegiatan menggambar daripada bercerita

Mudah mengenali tempat yang baru

Lebih mudah membaca gambar daripada teks atau huruf

Menyukai permainan yang berupa bangunan bentuk 3 dimensi

4. Bodily-Kinesthetic Intelligence/Kecerdasan Kinestetik, Kecerdasan ini melibatkan kemampuan dalam koordinasi anggota tubuh dan keseimbangan. Anak yang memiliki kecerdasan ini senang melakukan berbagai aktivitas fisik, seperti naik sepeda, menari, atau olahraga. Ia juga mungkin merasa sulit duduk diam dalam waktu lama dan mudah bosan. Anda dapat membantu mengajari kecakapan ini dengan memasukkannya ke dalam les tari, klub olahraga, bermain lempar dan tangkap benda, menjaga keseimbangan saat berjalan, atau bermain teater.

Cirinya adalah:

Mudah belajar naik sepeda, berseluncur dan olahraga

Banyak menampilkan bahasa tubuh saat berbicara dengan orang lain

Banyak aktivitas fisik tanpa merasa lelah

Mudah menirukan gerakan orang lain

Selalu aktif

5. Musical Intelligence/Kecerdasan Musikal, Tidak hanya dapat memainkan alat musik atau mendengarkan lagu. Mereka yang memiliki kecerdasan ini juga mampu memahami dan membuat melodi, irama, nada, vibrasi, suara, dan ketukan menjadi sebuah musik. Kecerdasan musikal dapat diasah dengan memberi anak berbagai pilihan jenis musik, menganalisis perbedaan suara orang dalam berbicara, mendengarkan suara alam, atau bermain menciptakan lagu.

Cirinya adalah:

Suka memainkan alat musik

Suka mendengarkan musik

Suka bernyanyi

Suka mengingat melodi

 6. Interpersonal Intelligence/Kecerdasan Interpersonal, 

Cirinya adalah:

Menyukai aktivitas dan permainan dengan anak lain

Memberikan nasihat kepada teman yang mengalami masalah

Mampu merasa dan berpikir seperti yang dirasakan orang lain

Mampu memimpin teman-temannya

 7. Intrapersonal Intelligence/Kecerdasan Intrapersonal, Ini merupakan kecerdasan introspektif di mana Si Kecil mampu memahami diri sendiri, mengetahui kekuatan, kelemahan, dan motivasi diri. Jika kecerdasan ini menonjol pada diri anak, dia bijaksana dan bisa mengendalikan keinginan serta perilakunya, juga mampu membuat rencana dan keputusan. Kecerdasan ini dimiliki oleh penulis, ilmuwan, dan filsuf.

Cirinya adalah:

Seringkali membutuhkan tempat yang tenang dan sepi untuk beraktivitas

Suka mengoleksi barang yang memiliki arti baginya

Mengingat mimpinya

Memiliki kemampuan yang keras dan mandiri

Mampu mengukur kekuatan dan kelemahannya

 8. Naturalist Intelligence/Kecerdasan Naturalis

Cirinya adalah:

Menikmati kegiatan mengumpulkan serangga, bunga, dan batu

Senang menyelidiki hal yang ia temukan di alam

Suka mengamati fenomena alam

Suka belajar sesuatu dari alam

Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal pada anak dapat diasah dengan mengajak anak bermain dengan teman sebaya, mengunjungi acara komunitas, dan pertemuan sosial.

Kecerdasan Naturalis

Ini adalah kemampuan untuk mengenali dan mengkategorikan tanaman, hewan, dan benda-benda lain di alam, serta tertarik mempelajari spesies makhluk hidup. Kecerdasan majemuk naturalis pada anak dapat dipupuk dengan mengajarkannya nama-nama hewan, tanaman, alam semesta; mengoleksi serangga, daun, batu, atau kerang; mengajak anak ke alam terbuka; mengamati hewan-hewan; dan memelihara binatang peliharaan.

Kecerdasan Eksistensial

Kecerdasan eksistensial yang merupakan salah satu dari majemuk ini memampukan anak mampu mengajukan dan mencari jawaban pertanyaan mendalam tentang eksistensi manusia, seperti ‘Apa arti hidup?’, ‘Mengapa kita mati?”, atau ‘Apa peran kita di dunia?’. Kecerdasan eksistensial lebih mengarah ke bidang filsafat. Beberapa pakar juga mengaitkan antara kecerdasan eksistensial ini dengan tipe kecerdasan spiritual.

Mengenali berbagai kecerdasan majemuk pada anak dapat membantu orang tua untuk merangsang dan meningkatkan perkembangan diri anak. Anda dapat lebih mengasah satu atau beberapa jenis kecerdasan majemuk yang tampak lebih dominan pada Si Kecil, sehingga ia dapat mencapai potensi maksimalnya.

  1. Teori psikologi belajar
  1. Teori Behaviouralistik

Melansir jurnal Teori Belajar dan Pembelajaran oleh Omon Abdurakhman dan Radif Khotamir Rusli, teori behaviouralistik menekankan pada perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori belajar ini, orang yang menguasai stimulus respons sebanyak-banyaknya adalah orang yang pandai dan berhasil dalam belajar. Pembentukan stimulus-respons dapat dilakukan dengan ulangan-ulangan.

  1. Teori Humanistik

Teori ini menekankan studi tentang seseorang secara utuh. Teori humanistik juga berupaya memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelaku, bukan dari sudut pandang pengamatan. Menurut teori ini, proses belajar dinilai sukses jika pelajar dapat memahami lingkungan, diri sendiri, dan mengembangkan potensi.

  1. Teori Kognitivisme

Teori kognitivisme memandang proses belajar sebagai peristiwa mental tingkat tinggi yang terbentuk ketika siswa berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Proses ini mengarahkan siswa untuk mencerna pengatahuan baru yang berkaitan dengan pengetahuan lama yang terdapat dalam struktur kognitif.

  1. Teori Konstruktivisme

Teori ini mengutamakan peran dari peserta didik. Di mana peserta akan berperan aktif untuk menemukan pengetahuan baru. Kemudian, pengetahuan tersebut dapat didalami sesuai pengalaman dan bahasa sendiri.

  1. Sistem social dan ekonomi masa pra aksara

1. Masa Berburu dan Meramu

Kehidupan sosial ekonomi pada masa berburu dan meramu dicirikan dengan hal-hal sebagai berikut:

a.  Aktivitas mencari dan mengumpulkan makanan. Pada masa itu, manusia purba hidup dari berburu dan meramu. Berburu berarti mencari dan menangkap binatang buruan seperti banteng, kerbau liar, rusa, sedangkan meramu berarti mencari dan mengumpulkan makanan yakni mencari bahan makanan yang sekiranya enak dimakan, sepeti umbi-umbian, keladi, dan juga daun-daunan. Cara hidup dengan cara seperti di atas disebut sebagai food gathering. Hidup secara berkelompok. Hidup manusia purba pada masa itu sangat bergantung dari alam, maka dari itu untuk menghindari bahaya dari binatang buas, mereka akan hidup bergerombol di tempat-tempat yang menyediakan banyak bahan makanan, serta menyediakan air, juga tempat-tempat yang banyak dilalui oleh binatang buruan. Mereka tinggal di tempat seperti padang rumput, hutan yang berdekatan dengan sungai. Yang berburu biasanya adalah laki-laki, sedangkan yang perempuan bertugas mengasuh anak dan meramu makanan. Bertempat tinggal sementara. Manusia purba mulai belajar dari alam. Yakni mereka menyadari bahwa bahan makanan pada suatu tempat akan habis, maka dari itu merekaakan berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang masih menyediakan banyak bahan makanan. Biasanya mereka memilih gua-gua, tepi danau, tepi sungai atau bahkan di tepi pantai. Alat untuk mencari, berburu dan meramu bahan makanan. Manusia praaksara sudah bisa menggunakan alat bantu sederhana dalam mengumpulkan makanan. Alat bantu itu terbuat dari batu yang diasah sederhana, tulang, ataupun kayu. Pada masa berburu dan meramu, manusia purba menggunakan peralatan sebagai berikut:

  1. Kapak Genggam. Merupakan sejenis kapak yang terbuat dari batu, namun tidak bertangkai. Digunakan untuk memukul bahan makanan, atau melempar binatang buruan serta mengorek tanah untuk mencari umbi-umbian. Kapak genggam seperti ini banyak ditemukan di Pacitan, Jawa Timur. Kapak genggam ini biasa juga disebut kapak penetak atau chopper.
  2. Alat serpih. Merupakan alat-alat yang terbuat dari batu pipih yang diasah dan berukuran lebih kecil dari kapak genggam, berfungsi sebagai alat untuk penusuk ataupun sebagai pisau.
  3. Alat-alat yang terbuat dari tulang dan kayu. Alat yang terbuat dari tulang biasanya berupa mata tombak, yang bertangkai kayu, digunakan untuk berburu ataupun menangkap ikan.
  4. Pebble merupakan alat semacam kapak genggam yang terbuat dari batu kali, ada juga yang berupa batu penggilingan/pipisan yang digunakan untuk menghaluskan makanan.
  5. 5. Anak panah/flake. Digunakan untuk berburu dan mencari ikan. Dan dalam perkembangannya, manusia purba jenis pithecanthropus erectus ternyata sudah mengenal api.

2. Kehidupan pada masa bermukim dan bercocok tanam.

Memasuki zaman Neolithikum, kehidupan sosial ekonomi manusia purba sudah mencapai tingkatan yang cukup maju, yakni ditandai dengan perkembangan Homo Sapiens Murni yaitu manusia purba yang sudah menggunakan akal pikiran secara sempurna, yang mendorong adanya perubahan besar dalam kehidupan manusia purba yakni manusia mulai bermukim secara menetap, dengan ciri:

  1. Kehidupan bermukim dan berladang. Setelah tingggal secara menetap, manusia purba mulai mengenal bercocok tanam, dengan menanam tumbuhan yang sekiranya menghasilkan bahan makanan. Mereka membakar belukar dan menebang pohon untuk ditanami padi-padian, sukun, pisang, dan bahan makanan lain. Disamping itu mereka masih berburu dan menangkap ikan. Makin lama mereka mengenal beternak seperti unggas, sapi, kerbau, kuda. Dengan demikian manusia pada masa itu tidak lagi bergantung pada alam tetapi sudah memproduksi sendiri bahan makananya atau dikenal dengan istilah food producing.
  2. Kegiatan bercocok tanam di persawahan. Dengan hidup dengan cara menetap, telah mendorong populasi manusia purba meningkat secara pesat, yang mendorong juga pada peningkatan kegiatan food producing. Pertanian meningkat dengan mulai beragamnya jenis tanaman yang di tanam. Manusia juga mulai mengenal pembuatan pematang untuk menahan air, yang dilengkapi dengan saluran air, ini merupakan tehnik irigasi permulaan. Setelah itu manusia mulai mengenal padi-padian, sayur-sayuran, dan juga mulai mengenal menanam padi di persawahan,
  3. Alat yang digunakan adalah jenis kapak yakni kapak persegi dan kapak lonjong.Salah satu perkakas manusia purba Merupakan alat yang terbuat dari batu juga namun sudah dibuat dengan
  1. Migrasi masa pra aksara

Perkembangan selanjutnya pada tahun 2000 SM mulai terjadi migrasi penduduk dari berbagai wilayah ke Indonesia, yaitu :

1. Migrasi pertama, Ras Negroid

Ciri dari ras berkulit hitam, bertubuh tinggi, dan berambut keriting. Ras ini datang ini dari Afrika. Di Indonesia ras ini sebagian besar mendiami daerah Papua. Keturunan ras ini terdapat di Riau (pedalaman) yaitu suku Siak (Sakai), serta suku Papua melanesoid mendiami Pulau Papua dan Pulau Melanesia.

2. Migrasi kedua, Ras Weddoid

Ciri ras ini adalah berkulit hitam, bertubuh sedang, dan berambut keriting. Ras ini datang dari India bagian selatan. Keturunan ras ini mendiami kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara Timur (Kupang).

3. Migrasi Ketiga, Ras Melayu Tua (Proto Melayu)

Ciri ras ini adalah berkulit sawo matang, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras ini termasuk dalam Ras Mongoloid (sub ras Malayan Mongoloid) berasal dari daerah Yunnan (Asia Tengah) masuk ke Indonesia melalui Hindia Belakang (Vietnam)/ Indo Cina baru selanjutnya ke Indonesia. Kebudayaan Neolithikum yang berupa kapak persegi dan kapak lonjong yang tersebar ke Indonesia tidak menyebar dengan sendirinya, tetapi terdapat manusia pendukungnya yang berperan aktif dalam rangka penyebaran kebudayaan tersebut. Di Indonesia Ras ini menyebar melalui dua Jalur sesuai dengan jenis kebudayaan Neolithikum yang dibawanya, yaitu:

a. Jalur pertama, melalui jalur barat dan membawa kebudayaan berupa kapak persegi. Dengan menempuh jalur darat dari Yunnan mereka menuju ke Semenanjung Malaya melalui Thailand selanjutnya menuju ke Sumatra, Jawa, Bali, ada pula yang menuju Kalimantan dan berakhir di Nusa Tenggara. Sehingga di daerah tersebut banyak ditemukan peninggalan berupa kapak persegi/ beliung persegi. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah masyarakat/ Suku Batak , Nias(Sumatra Utara), Mentawai (Sumatra Barat), Suku Dayak (Kalimantan), dan Suku Sasak (Lombok).

b. Jalur kedua, melalui jalur timur dan membawa kebudayaan berupa kapak lonjong. Dengan menempuh jalur laut dari Yunnan (Teluk Tonkin) menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, kemudian ke daerah Sulawesi, Maluku, ke Papua selanjutnya sampai ke Australia. Peninggalan kapak lonjong banyak ditemukan di Papua. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Papua (Irian), Suku Ambon, Ternate, Tidore (Maluku).

4. Migrasi Keempat, Ras Melayu Muda (Deutro Melayu) Sekitar 500 SM datang migrasi dari ras Deutro Melayu dari daerah Teluk Tonkin, Vietnam selanjutnya mendesak keturunan ras Proto Melayu yang telah menetap lebih dahulu dan masuk Indonesia menyebar keberbagai daerah baik di pesisir pantai maupun pedalaman. Mereka masuk membawa kebudayaan yang relatif lebih maju yaitu kebudayaan logam terutama benda-benda dari Perunggu, seperti nekara, moko, kapak corong, dan perhiasan. Hasil kebudayaan ras ini sangat terpengaruh dengan kebudayaan asalnya dari Vietnam yaitu Budaya Dongson. Tampak dengan adanya kemiripan antara artefac perunggu di Indonesia dengan di Dongson. Keturunan dari Deutro Melayu yaitu suku Minang (Sumatra barat), Suku Jawa, dan Suku Bugis (Sulawesi Selatan). Ras ini pada perkembangannya mampu  melahirkan kebudayaan baru yang selanjutnya menjadi kebudayaan bangsa Indonesia sekarang. Migrasi dari berbagai macam ras tersebut perkembangannya saling berbaur/bercampur hingga menghasilkan berbagai macam suku dengan beraneka ragam cirinya. Keanekaragaman tersebut disebabkan karena perbedaan keadaan alam (letak geografis, iklim), Makanan(nutrisi), dan terjadi perkawinan campur.

12. Asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia

Teori Yunan

  1. Teori ini diusung oleh Drs. Moh Ali. Teori ini menyebutkan bahwa asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, sebuah wilayah di Tiongkok Selatan.
  2. Teori Prof. Dr. H. Kern. Profesor asal Belanda ini mengemukakan bahwa asal usul bangsa Indonesia adalah dari daratan Asia. ia mengemukakan pendapatnya berdasarkan kesamaan bahasa yang digunakan antara orang yang tinggal di Indonesia, Polinesia, Melanesia dan Mikronesia memiliki kesamaan bahasa yang bersumber dari rumpun Austronesia.
  3. Teori Dr. Sangkot Marzuki. Dalam teorinya yang mengemukakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari dataran Austronesia (berasal dari Austria) ini didasarkan pada penemuan DNA fosil manusia purba.
  4. Teori dari Prof. Mohammad Yamin. Melalui teori ini, Prof. Mohammad Yamin mencoba untuk menyangkal teori-teori yang telah ada sebelumnya. Beliau berpendapat bahwa orang Indonesia berasal dari dalam Indonesia sendiri bukan berasal dari luar.

13.Budaya dan tekhnologi masa pra aksara

14. Kebijakan kolonialisme belanda

1.Monopoli Perdagangan oleh VOC

Verenigde Oostindische Compagenie atau VOC merupakan gabungan perusahaan dagang Belanda untuk perdagangan di Hindia Timur. Pemerintah Belanda memberikan sejumlah hak istimewa terhadap VOC. Hak-hak tersebut meliputi boleh memiliki Angkatan Perang sendiri, boleh mengumumkan perang dan mengadakan perdamaian perjanjian, mendapat hak monopoli perdagangan antara Tanjung Harapan hingga Selat Magelhaen, boleh membuat mata uang sendiri, serta boleh mengadakan perjanjian dengan raja atau pemerintahan dalam negeri.

2.    Kerja Rodi

Kebijakan ini berlangsung semasa pemerintahan gubernur Herman Willems Deandels, dibawah kekuasaan Raja Louis Napoleon. Selama memerintah, Deandels menerapkan sistem kerja wajib atau dikenal dengan kerja rodi.

3.    Landrente atau Sistem Sewa Tanah

Meskipun tidak digagas oleh pemerintah Belanda, namun kebijakan yang canangkan oleh Thomas Stamford Raffles, seorang gubernur Jawa di Indonesia semasa pendudukan Inggris, ini tetap dilanjutkan oleh pemerintah kolonial Belanda yang baru, Buyskes dan Van Der Capellen. Kebijakan Landrente ini berisi tentang keharusan rakyat untuk menyewa tanah dan membayar pajak kepada pemerintah sebagai pemilik tanah. Hasil pertanian pun langsung dipungut oleh pemerintah tanpa perantara bupati. 

4.Cultuur Stelsel atau Sistem Tanam Paksa

Kebijakan ini diterapkan oleh Belanda untuk mengisi kekosongan kas negara setelah berakhirnya Perang Jawa. Peraturan yang dikeluarkan oleh gubernus Van Der Bosch pada tahun 1830 ini mewajibkan setiap desa untuk menyisihkan sebagian tanahnya sebesar 20% untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu dan tarum. Seluruh hasil panen pun langsung diserahkan kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah ditetapkan.

15. Jalur kedatangan portugis, belanda dan inggris

1. Bangsa Portugis, rute pejelajahan samudra yang ditempuh oleh bangsa Portugis dimulai dari kota Lisabon (1486 dan 1497 ), menyusuri pantai barat Afrika, semenanjung Harapan, pantai timur Afrika berlayar kearah timur menuju ke Calicut (India) pada tahun 1498 masehi. Di India Vasco da Gama mendirikan kantor dagang. Kemudian pada tahun 1511 Alfonso d’Albuquerque yang menggantikan Vasco da Gama berhasil menguasai selat Malaka. Setelah menguasai Malaka, bangsa Portugis melanjutkan pelayarannya kearah timur menuju Indonesia. Pada tahun 1512 masehi berhasil menanamkan pengaruhnya di Maluku.

2. Bangsa Spanyol, Christophorus Columbus dari Lisbon berlayar kearah barat menyeberangi samudra Atlantik. Pada tahun 1492 berhasil menemukan benua Amerika. Pada tahun 1519 dilanjutkan Ferdinand Magelhaens dan Juan Sebastian del Cano dengan menempuh rute yang pernah dilalui oleh Christophorus Columbus. Pada tahun 1521 sampai dikepulauan Massava (sekarang Filipina). Setelah Ferdinand Magelhaens meninggal, pelayaran dilanjutkan oleh Juan Sebastian del Cano dari Filipina menuju arah selatan, maka sampailah dikepulauan Maluku tahun 1522 masehi.

3. Belanda, tahun 1595 masehi Cornelis de Houtman, menempuh jalur pelayaran bangsa Portugis. Setelah melewati semenanjung Harapan, samudra Hindia dan selat Malaka, rombongan Cornelis de Houtman sampai di pelabuhan Banten pada tahun 1596 masehi. Dari Banten Cornelis de Houtman melanjutkan pelayarannya kearah Indonesia bagian timur, untuk memperoleh rempah-rempah. Mereka singgah di Madura, Bali, kemudian berlayar kearah utara sehingga sampai di kepulauan Maluku pada tahun 1598 masehi.

4. Kedatangan Inggris di Indonesia pertama kali pada tahun 1579 oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish dengan rute pelayaran Magelhaen-Samudera Pasifik sampai ke Filipina dan akhirnya menuju ke Ternate, dan mereka membawa rempah-rempah dari Ternate dan kembali ke Inggris.

16. Akulturasi budaya masa Hindu-Budha dan Islam

Makam merupakan bentuk kebudayaan Islam Melayu yang sangat penting, penempatan dan pembangunan sebuah bangunan makam mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat pada zamannya. Makam raja adalah sebuah simbol dan status serta bentuk penghormatan pada penguasa dan keluarganya.

17. Pengaruh kebudayaan islam

Masuknya Islam memberikan identitas baru bagi kehidupan masyarakat pada masa itu. Dalam bidang sosial, kebudayaan Islam aturan kasta tidak diterapkan lagi di dalam masyarakat. Sistem kasta yang sebelumnya dipakai oleh masyarakat pada masa Hindu-Buddha mulai pudar tidak dipergunakan lagi.

18. Kerajaan-kerajaan pada masa islam

1. Kerajaan Perlak

Kerajaan Perlak merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Perlak didirikan pada 840 Masehi dan berlokasi di Aceh. Raja Pertama dari Kerajaan Perlak adalah Syed Maulana Abdul Azis Syah. Masa kejayaan Kerajaan Perlak adalah saat kepemimpinan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah II Jouhan Berdaulat tahun 1225-1262 M. Kerjaan perlak runtuh akibat terjadi perang saudara yang puncaknya terjadi pada 1292 M.

2. Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Sutan Malik Al Saleh tahun 1267 Masehi di Lhouksmawe, Aceh. Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam kedua di Indonesia. Pada masa pemerintahannya, Sutan Malik Al Saleh berhasil menggabungkan dua kota, yaitu Samudera dan Pasai. Kerajaan ini mencapai masa kejayaan pada masa pemerintah Sutan Malik Tahir dan berkembang menjadi pusat perdagangan internasional.

3. Kerajaan Malaka

Kerajaan Malaka atau Kesultanan Malaka adalah sebuah kerajaan yang berdiri di Malaka, Malaysia. Pendiri sekaligus raja pertama dari Kesultanan Malaka adalah Iskandar Syah. Walau berpusat di Malaysia, Kesultanan Malaka berhasil menduduki sebagian wilayah Sumatra, Kepulauan Riau, Indragiri, dan Tanjung Pura.

4. Kerajaan Aceh

Kerajaan Aceh muncul pada abad ke-16 oleh Sultan Ali Mughayat Syah setelah jatuhnya kesultanan Malaka ke tangan Portugis. Kerajaan Aceh mencapai masa kejayaan pada 1607-1636 di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, saat Kerajaan Aceh berhasil menduduki kembali wilayah Malaka yang sebelumnya diduduki Portugis.

5. Kesultanan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yang didirikan oleh Raden Patah. Demak telah menjadi satu di antara pelabuhan terbesar di Indonesia saat itu. Kondisi tersebut juga menjadikan Kerajaan Demak memegang peran penting dalam perdagangan antarpulau. Satu di antara peninggalan Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak.

6. Kerajaan Panjang

Kerajaan Panjang muncul setelah runtuhnya Kesultanan Demak. Kerajaan Panjang didirikan oleh Jaka Tingkir di daerah Panjang pada abad ke-14 Masehi. Pada awal berdiri, wilayah kekuasaan Kerajaan Panjang hanya meliputi daerah Jawa Tengah saja.

7. Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam atau biasa juga disebut Kesultanan Mataram didirikan pada abad ke-17 Masehi. Kerajaan ini awalnya adalah daerah kekuasaan dari Kerajaan Panjang yang diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan atas jasanya. Raja pertama dari Kerajaan Mataram Islam adalah Suta Wijaya, putra dari Ki Ageng Pemanahan. Pada masa kejayaanya, Kerajaan Mataram Islam berhasil menyatukan Jawa-Madura dan melakukan perlawanan terhadap VOC yang pada masa itu memonopoli perdagangan di Indonesia.

8. Kerajaan Cirebon

Kerajaan Cirebon adalah kerajaan bercorak Islam yang didirikan oleh Pangeran Walangsungsang pada abad ke-15 Masehi dan terletak di pantai utara Jawa atau yang menjadi perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kerajaan Cirebon atau Kesultanan Cirebon memiliki perpaduan antara dua budaya, yaitu budaya Jawa dan budaya Sunda.

9. Kerajaan Banten

Kerajaan Banten merupakan kerajaan bercorak Islam yang terletak di wilayah pesisir barat pulau Jawa. Raja pertama dari Kerajaan Banten adalah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati. Runtuhnya Kerajaan Banten merupakan akibat dari terjadinya perang saudara antara Sultan Ageng dengan putranya sendiri, Sultan Haji.

10. Kerajaan Gowa-Tallo

Kerajaan Gowa-Talo adalah satu di antara kerajaan terbesar di Sulawesi. Kerajaan Gowa-Tallo berdiri pada 1605 M. Kerajaan Gowa-Tallo merupakan hasil penggabungan dari dua kerajaan, yaitu kerajaan Gowa yang dipimpin oleh Daeng Manrabia dan Kerajaan Tallo yang dipimpin oleh Karaeng Matoaya.

11. Kerajaan Ternate dan Tidore

Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Raja pertamanya adalah Syahadati alias Muhammad Naqal. Kerajaan Ternate Tidore menjadi kerajaan Islam setelah rajanya yang ke-9, Ciriliyah, memeluk agama Islam. Ciriliyah kemudian mendapat gelar Sultan Jamalludin.

12. Kerajaan Banjar

Kerajaan Banjar terletak di Banjarmasin. Kerajaan tersebut berdiri tahun 1520 M. Raja pertama dari kerajaan Banjar adalah Samudera, yang bergelar Sultan Suriansyah.

19. Akulturasi budaya masa pra aksara dan Hindu-Budha

Akulturasi kebudayaan lokal, Hindu-Buddha:

1. Prasasti

prasasti dapat dikatakan akulturasi budaya karena di dalam kebudayaan India tidak ada tradisi tulisan, sementara di Indonesia sudah ada budaya menulis sejak pra aksara. Kemudian berakulturasi dengan budaya Hindu-Buddha dimana tulisan, aksara India dan bahasanya mulai ikut digunakan

2. Candi

sejak dulu Indonesia sudah memiliki kebudayaan membangun bangunan punden berundak-undak. Setelah Hindu-Buddha datang kebudayaan tersebut berakulturasi menjadi yang sekarang kita kenal candi, sebab juga difungsikan sebagai tempat pemujaan atau tempat perabuan.

20. Teori Masuknya Hindu-Budha ke Indonesia

1. Teori Kesatria Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu-Buddha dibawa oleh golongan prajurit (kesatria) yang mendirikan kerajaan di nusantara. Terdapat lima ahli yang mencetuskan teori ini, yakni R.C. Majundar, F.D.K. Bosch, C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens. Namun, Teori Kesatria juga tidak luput dari beberapa kelemahan berikut. Golongan kesatria tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang terdapat pada kitab Weda. Tidak ditemukan prasasti yang menggambarkan penaklukan nusantara oleh kerajaan India. Pelarian kesatria dari India tidak mungkin mendapat kedudukan mulia sebagai raja di Indonesia. Baca juga: Jejak Ekonomi Peradaban Hindu-Buddha di Indonesia

2. Teori Waisya Teori Waisya dikemukakan oleh N.J. Krom, yang berpendapat bahwa agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang dari India. Agama tersebut bisa disebarkan dengan cara pernikahan, hubungan dagang, atau interaksi dengan penduduk setempat saat pedagang dari India bermukim untuk sementara waktu di nusantara. Teori ini diperkuat dengan keberadaan Kampung Keling, yaitu perkampungan para pedagang India di Indonesia. Selain itu, perdagangan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat. Kendati demikian, teori Waisya juga memiliki kelemahan, di antaranya: Kaum waisya tidak menguasai bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa. Sebagian besar kerajaan Hindu-Buddha terletak di pedalaman, bukan di daerah pesisir yang dekat dengan jalur pelayaran. Motif golongan waisya hanya berdagang, bukan menyebarkan agama. Meskipun ada perkampungan pedagang India, kedudukan mereka tidak berbeda dari rakyat biasa. Baca juga: Jejak Arsitektur Peradaban Hindu-Buddha di Nusantara

3. Teori Brahmana Teori Brahmana dicetuskan oleh J.C. van Leur, yang berpendapat bahwa agama Hindu dibawa oleh kaum brahmana yang berhak memelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan mereka diduga atas undangan para penguasa lokal yang tertarik dengan agama Hindu. Sebelum kembali ke India, kaum brahmana tidak jarang meninggalkan kitab Weda sebagai hadiah bagi raja di nusantara. Teori Brahmana juga mempunyai kelemahan, yaitu: Raja-raja di Indonesia tidak mungkin dapat mengerti isi kitab Weda tanpa dibimbing oleh kaum brahmana. Menurut ajaran Hindu Kuno, seorang brahmana dilarang menyeberangi lautan, apalagi meninggalkan tanah airnya. Baca juga: Jejak Agama Peradaban Hindu-Buddha di Nusantara

4. Teori Sudra Teori ini percaya bahwa masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India berkasta sudra. Hanya sediki yang setuju dengan teori ini, salah satunya adalah Von van Feber, yang mempunyai alasan sebagai berikut. Golongan berkasta sudra (pekerja kasar) dari India menginginkan kehidupan lebih baik dengan pergi ke daerah lain, salah satunya Indonesia. Golongan berkasta sudra keluar dari India, termasuk Indonesia, karena ingin mendapatkan kedudukan dan lebih dihargai. Teori ini menimbulkan kontroversi karena kaum sudra terdiri dari kelompok dengan derajat terendah sehingga dianggap tidak layak menyebarkan agama Hindu. Selain itu, kaum sudra tidak berniat pergi dari India untuk menyebarkan agama, mereka juga tidak menguasai bahasa Sanskerta yang digunakan dalam kitab Weda. Baca juga: Awal Pengaruh Hindu Buddha di Nusantara

5. Teori Arus Balik Teori ini dicetuskan oleh F.D.K. Bosch untuk menyanggah Teori Waisya dan Kesatria. Menurutt Bosch, masyarakat Indonesia memiliki peranan dalam penyebaran dan pengembangan agama Hindu-Buddha. Akibat interaksi dengan orang-orang India, masyarakat pribumi kemudian belajar agama Hindu-Buddha di tempat yang disebut sangga. Setelah belajar bahasa Sanskerta, kitab suci, sastra, dan budaya tulis, penduduk lokal kemudian mendalami agama Hindu-Buddha di India. Mereka kemudian kembali ke nusantara untuk mengembangkan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha kepada masyarakat. Teori ini diperkuat dengan prasasti Nalanda, yang menyebutkan bahwa Raja Balaputradewa dari Sriwijaya meminta raja India untuk membangun wihara di Nalanda sebagai tempat menimba ilmu bagi para tokoh Sriwijaya. Sementara penyebaran agama Buddha dilakukan melalui misi dharmaduta pada abad 2 masehi. Pelaksanaan misi ini dibuktikan dengan penemuan arca Buddha di Sempaga, Jember, dan Bukit Siguntang yang berasal dari India Selatan. Baca juga: Wilayah Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya Kerajaan yang menerima corak budaya India adalah Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Mataram Kuno, Majapahit, dan kerajaan-kerajaan di Bali.

21. Kerajaan Tradisional masa Hindu-Budha

1. Kerajaan Salakanegara (130-358) Letak kerajaan ini di daerah Pandeglang, tepatnya di Teluk Lada. Dalam buku Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara (2009), Deni Prasetyo mengungkapkan, kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan kuno yang ada di Indonesia. Raja pertamanya bernama Dewawarman yang merupakan orang India.

2. Kerajaan Tarumanegara (358-700) Berdasarkan catatan-catatan dalam prasasti peninggalan, Tarumanegara didirikan pada 358 oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman yang juga jadi raja pertama. Selain itu, kerajaan ini merupakan kelanjutan cerita dari Salakanegara yang menjadi kerajaan daerah.

3. Kerajaan Kutai (400-1635) Di hulu sungai Mahakam daerah Kalimantan Timur kerajaan ini berlokasi. Didirikan oleh Kudungga yang juga merangkap sebagai raja pertama. Kerajaan Kutai berakhir pada masa pemerintahan Maharaja Dharma Setia. Ia tewas dan akhirnya Kutai menjadi Kesultanan bercorak Islam.

4. Kerajaan Kendan (536-702) Raja pertama dan pendiri kerajaan ini adalah Raja Maha Guru Manikmaya. Selama masa pemerintahan, jabatan raja selalu diwariskan ke anak dan cucunya hingga sampai ke Wretikandayun yang mengganti kerajaan ini menjadi Kerajaan Galuh.

5. Kerajaan Kalingga (594-782) Kerajaan Kalingga mengalami masa kejayaannya pada masa pemerintahan Ratu Shima yang terkenal tegas. Setelah Ratu Shima meninggal dunia, kerajaan ini dibagi menjadi dua bagian dan diwariskan kepada kedua anaknya.

6. Kerajaan Indraprahasta (598-747) Raja pertama dari kerajaan ini adalah Maharesi Sentanu. Kerajaan ini terletak di lereng gunung Ciremai, Cirebon. Kehancuran Indraprahasta dimulai ketika Kerajaan Sunda menyerang pada 747 M.

7. Kerajaan Melayu (671-1375) Berdasarkan berita Cina yang ditulis I-tsing, kerajaan ini berada di daerah Sumatera. Belum ada sumber sejarah yang menyebutkan siapa raja pertama Kerajaan Melayu. Namun, pada 1183, Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa dianggap sebagai raja yang memimpin di masa itu.

8. Kerajaan Sriwijaya (671-1377) Salah satu kerajaan terbesar di daerah Sumatera yang didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada abad ke-8 hingga akhirnya runtuh pada 1377 karena serangan Majapahit.

9. Kerajaan Sunda (662-1579) Berdasarkan namanya, kerajaan ini berlokasi di daerah Jawa Barat serta sebagian Jawa Tengah dan pernah dipimpin oleh Maharaja Jayabhupati. Kerajaan ini kemudian dipindahkan ke daerah Kawali, Ciamis. Namun, kerajaan ini mengalami kehancuran setelah serangan Maulana Yusuf dari Kerajaan Banten.

10. Kerajaan Galuh (669-1482) Merupakan lanjutan dari Kerajaan Kendan. Kerajaan ini didirikan dan dipimpin oleh Wretikandayun setelah ia mewarisi tahta Kendan.

11. Kerajaan Sumedang Larang (721-1620) Awalnya, kerajaan ini berdiri sebagai bawahan Kerajaan Sunda serta Kerajaan Galuh. Namun, pada 1530 Sumedang Larang menyatakan sebagai bagian Kerajaan Cirebon dan menjadi kerajaan bercorak Islam.

12. Kerajaan Medang (752-1045) Pendiri kerajaan ini adalah Mpu Sindo yang berasal dari kerajaan Mataram. Namun, kerajaan ini mengalami kehancuran di masa kepemimpinan Dharmawangsa karena kudeta dari kerajaan Wurawuri yang merupakan bawahan Medang.

13. Kerajaan Kanjuruhan (800-an) Pertama kali dipimpin oleh Raja Dewashimha. Kerajaan ini terletak di daerah sekitar Jawa Timur dan memiliki relasi penting dengan Kerajaan Kalingga. Kehancurannya diawali dengan serangan Mataram pada abad ke-10.

14. Kerajaan Bali (914-1430) Pada periode kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, kerajaan ini terletak di pulau Sunda Kecil yang kini disebut sebagai Bali. Raja pertama kerajaan ini belum dapat diketahui secara pasti, namun yang tercatat berdasarkan Prasasti Lanjong raja pertama adalah Sri Kesari Warmadewa.

15. Kerajaan Kahuripan (1019-1045) Lokasi kerajaan ini berada di Jawa Timur. Airlangga mendirikan kerajaan ini pada tahun 1009. Setelah hancurnya Kerajaan Medang, Airlangga mengajak rakyat dan membuat kerajaan baru ini.

16. Kerajaan Pajajaran (1042-1482) Awalnya,kerajaan ini muncul ketika Prasasti Batutulis dan Prasasti Kebantenan ditemukan. Pemimpin kerajaan ini merupakan Maharaja Jayabhupati yang sebelumnya pernah memimpin Kerajaan Sunda. Setelah lama menjadi kerajaan, Pajajaran diserang oleh Banten yang dipimpin oleh Maulana Hasanuddin dan mengalami kekalahan.

17. Kerajaan Janggala (1045-1135) Sama seperti Kahuripan, kerajaan ini terletak di Jawa Timur dan berpusat di Sidoarjo. Tercatat dalam Prasasti Kambang Putih, raja pertamanya bernama Mapanji Garasakan. Berakhirnya kerajaan ini disebabkan oleh kekalahan melawan Kerajaan Kediri pada 1135.

18. Kerajaan Kadiri (1045-1222) Raja pertama dari kerajaan ini adalah Sri Maharaja Jyetendrakara Parakrama Bakta. Hal tersebut dijelaskan pada Prasasti Mataji. Kehancurannya terjadi pada masa pemerintahan Kertajaya pada 1222.

19. Kerajaan Singasari (1222-1292) Ken Arok berperan sebagai pendiri kerajaan ini pada 1222. Posisi tepatnya kerajaan ini terdapat di kota Malang. Pada 1292 terjadi sebuah kudeta dari Jayakatwang yang saat itu berada di bawah pimpinan Singasari,

20. Kerajaan Majapahit (1293-1500) Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk kerajaan ini merupakan kerajaan yang kuat. Bahkan, Majapahit terkenal dengan penaklukkan seluruh Nusantara dan berhasil menguasai sebagian besar Indonesia. Namun, setelah Hayam Wuruk meninggal kekuasaan kerajaan ini mulai menyusut. Majapahit menjadi kerajaan bercorak Hindu-Buddha terakhir di Nusantara. Kemunduran dari kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha dipengaruhi juga oleh munculnya pengaruh Islam di Nusantara. Kerajaan-kerajaan bercorak Islam muncul dan perlahan menyingkirkan eksistensi dari kerajaan Hindu-Buddha.

21. Pengaruh Politik Etis Bagi Bangsa Indonesia

1. Memberikan kesejahteraan untuk semua orang

Pengaruh adanya politik etis bagi  Indonesia adalah memberikan banyak kesejahteraan terhadap seluruh masyarakat Indonesia. Dari Trilogi Van Deventer yang mana masyarakat Indonesia memiliki hak untuk mengikuti berbagai hal, misalnya saluran irigasi yang sudah dibangun oleh Belanda. Setidaknya masyarakat Indonesia di kala itu benar-benar bisa menikmati pengaruh positif dari politik etis. Pemerintah Belanda sudah berhasil membangun berbagai saluran irigasi di tahun 1885. Salah satu yang terkenal adalah bangunan irigasi di Demak dan Berantas yang memiliki luas 90.000 bau. Kemudian pada tahun 1902 meningkat menjadi 173.000 bau. Inilah yang nanti secara tidak langsung juga merupakan dampak politik etis di bidang ekonomi.

2. Menyempurnakan fasilitas yang sebelumnya sudah ada

Sebagai bentuk balas budi yang dilakukan oleh Pemerintah Belanda, maka mereka melakukan berbagai perbaikan lainnya selain yang berkaitan dengan sektor pertanian. Pemerintah Belanda kemudian mulai menyisir sektor kependudukan dan juga pendidikan. Terobosan ini tentu merupakan hal yang sangat mulia. Akan banyak masyarakat Indonesia yang bisa menerima dan merasakan manfaat ini demi membuatnya menjadi masyarakat yang cerdas dan maju. Namun memang politik etis yang satu ini kerap terbentur oleh pro dan kontra. Meksipun begitu, kita harus tetap memberikan apresiasi terhadap keputusan dari Pemerintah Belanda karena mampu membantu masyarakat Indonesai untuk berkembang dan terus melangkah maju sampai sekarang.

3. Meningkatnya SDM

Tidak bisa kita pungkiri bahwa kehadiran politik etis membantu meningkatkan SDM masyarakat Indonsia. Sebenarya hal ini merupakan salah satu jasa Pemerintah Belanda meskipun memang lebih banyak hal-hal negatif yang mereka berikan. Namun tetap saja kita tidak bisa memungkiri bahwa Belanda sudah membantu masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang pemikir. Belanda memang serius meningkatkan SDM masyarakat Indonesia. Ini dibuktikan dengan banyaknya pembangunan sekolah. Meskipun memang di dalam sekolah tersebut masih akan dibagi menjadi beberapa bagian dengan menyesuiakan siapa dan dari kalangan mana saja yang harus menuntut ilmu atau masuk ke kelas tersebut.

Beberapa sekolah yang sudah dibangun oleh Belanda antara lain:

HIS atau Hollandsch Indlandsche School yang setingkat SD

AMS atau lgemeene Middlebare School yang merupakan setingkat SMU

Kweek School atau Sekolah Guru bagi kaum pribumi (putra)

Technical Hoges School atau Sekolah Tinggi Teknik yang ada di Bandung. Kemudian di tahun 1902, mulai didirikan Sekolah Pertanian yang sekarang benama IPB.

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memperoleh hak-haknya

Pengaruh politik etis dapat menyadarkan masyarakat Indonesia untuk mulai berusaha mendapatkan hak-haknya. Seperti yang dijelaskan bahwa masyarakat Indonesia sudah mulai menjadi masyarakat yang pemikir sehingga muncul ide untuk mendapatkan hak-haknya kembali dari Belanda.

22. Organisasi Pergerakan Nasional

1. Budi Utomo Budi Utomo merupakan organisasi pertama yang dicetus di Indonesia oleh dr. Wahidin Soedirohosodo. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Wahidin berkeliling ke Pulau Jawa untuk melakukan sosialisasi terkait pentingnya pendidikan. Selain itu, juga terdapat dana pendidikan untuk membantu para kaum terpelajar yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya. Dana ini disebut Studie Fond atau Dana Pelajar. Pada 1907, Wahidin bertemu dengan Soetomo saat tengah berkampanye. Kampanye yang dikumandangkan Wahidin ternyata sesuai dengan pemikiran Sutomo dan para pelajar STOVIA (Sekolah Kedokteran di Batavia) lain. Keduanya kemudian membentuk organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908.  Budi Utomo menjadi organisasi pertama yang didirikan oleh bangsa Indonesia dan beranggotakan mahasiswa STOVIA atau Sekolah Kedokteran Batavia. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal kebangkitan nasional atau pergerakan nasional, sehingga ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional.  Baca juga: Awal Mula dan Cita-Cita Berdirinya Budi Utomo

2. Sarekat Islam Sarekat Islam didirikan oleh Haji Samanhudi di Solo pada 1905. Awalnya organisasi ini bernama Sarekat Dagang Islam, kemudian diubah menjadi Sarekat Islam. Pada 1912, HOS Cokroaminoto ditunjuk untuk menjadi ketua dari Sarekat Islam. Tujuan dari SI sendiri adalah untuk melindungi pengusaha lokal agar dapat bersaing dengan pengusaha non lokal dalam perdagangan batik. Seiring berjalannya waktu, Sarekat Islam menjadi besar karena semua orang boleh bergabung jika beragama Islam. Namun, pada 1921, SI terpecah menjadi dua kubu, yaitu SI Putih dan SI Merah. Setelah SI mengalami perkembangan pesat, organisasi ini mulai disusupi dengan paham sosialisme revolusioner. Paham ini disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet yang mendirikan ISDV (Indische Sociaal-Democratische Vereeniging) pada 1914. ISDV berusaha menyebarkan pengaruhnya, tetapi karena paham yang mereka anut tidak berakar di Indonesia, akhirnya penyebaran ini kurang berhasil. Guna mengatasi hal ini, mereka menggunakan taktik infiltrasi atau dikenal sebagai blok di dalam. Mereka menyusup ke tubuh SI dengan tujuan yang sama, yaitu membela rakyat kecil dan menentang kapitalisme dengan cara yang beda. Usaha mereka ini rupanya membuahkan hasil. Mereka berhasil memengaruhi tokoh-tokoh muda SI, seperti Semaun, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin Prawirodirdjo. Pengaruh inilah yang kemudian menyebabkan SI pecah menjadi dua kubu.  SI Putih dipimpin HOS Cokroaminoto, berpusat di Yogyakarta, sedangkan SI Merah dipimpin Semaun, berpusat di Semarang.  Pada 1923, nama Sarekat Islam diubah menjadi Partai Sarekat Islam. Perubahan ini didasari dengan adanya disiplin partai yang melarang keanggotaan rangkap. Pada 1929, nama PSI berubah menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) karena tujuan perjuangan adalah mencapai kemerdekaan nasional. Baca juga: Awal Mula dan Cita-Cita Berdirinya Indische Partij

3. Indische Partij Indische Partij merupakan partai politik pertama di Hindia Belanda yang berdiri pada 25 Desember 1912.  Para pendiri Indische Partij ini disebut sebagai Tiga Serangkai, yaitu E.F.E. Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi), RM Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) dan Tjipto Mangunkusumo. Dibentuknya Indische Partij ini bertujuan untuk mengembangkan rasa nasionalisme, menciptakan persatuan antara orang Indonesia dan Bumiputera. Organisasi ini memberi kritik kepada pemerintah kolonial Belanda melalui tulisan-tulisan yang dibuat oleh para tokoh tiga serangkai. Suwardi menulis Als ik een Nederlander was (Seandainya aku seorang Belanda), Cipto menulis Kracht of Vrees? yang berisi sarkasme. Kedua tulisan ini kemudian didukung oleh Douwes Dekker.  Douwes mengkritik dalam tulisan bertajuk Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat (Pahlawan kita: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat). Akibatnya, ketiga tokoh ini ditangkap dan diasingkan ke Belanda.  Semenjak kepergian mereka, kegiatan Indische Partij mengalami penurunan. Akhirnya, nama Indische Partij pun berubah menjadi Partai Insulinde. Baca juga: Pemindahan Ibu Kota Pemerintahan Abbasiyah dari Damaskus ke Baghdad  Perhimpunan Indonesia

4. Perhimpunan Indonesia didirikan Belanda pada 1908. Awalnya organisasi ini bernama Indische Vereeniging oleh Soetan Kasajangan Soripada dan RM Noto Suroto. Semenjak tahun 1923, PI sudah aktif berjuang untuk memelopori dari jauh perjuangan kemerdekaan untuk seluruh rakyat Indonesia. Kemudian pada 1925 namanya berganti menjadi Perhimpunan Indonesia. Istilah Indonesia sendiri dipakai untuk menunjukkan identitas diri bangsa dan negara serta menggantikan kata Hindia Belanda. Tokoh yang tergabung dalam PI adalah Mohammad Hatta, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Perhimpunan Indonesia berjuang dengan kekuatan sendiri tanpa meminta kepada pemerintah kolonial Belanda. Organisasi ini melahirkan majalah dengan nama Hindia Poetra yang berganti menjadi Indonesia Merdeka. Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Cirebon Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV)  ISDV berdiri pada 9 Mei 1914 oleh Henk Sneevliet, anggota Partai Buruh Sosial Demokrat Belanda. Organisasi ini menganut paham marxisme. Benih-benih marxisme datang dari luar negeri dan mulai ditanamkan di Indonesia pada masa sebelum Perang Dunia I. Paham ini kemudian dibawa oleh Henk ke Indonesia. Tujuan ISDV sendiri adalah: Membawa sosialisme di masyarakat Bumiputra dan tidak hanya kepada anggota yang berasal dari Eropa. Menyebarkan paham sosial-demokrat ke masyarakat Hindia. Menjadi pelopor di dalam menghadapi ideologi kapitalisme dan liberalisme yang sudah ada sejak revolusi indutri berlangsung di Hindia Belanda. ISDV ini merupakan cikal bakal terbentuknya Partai Komunis Indonesia, pada Desember 1920, diketuai oleh Semaun.  Pada 13 November 1926, PKI melakukan pemberontakan di Jawa dan Sumatera, namun dikalahkan oleh kolonial Belanda.  Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Cirebon Partai Nasional Indonesia

5. Partai Nasional Indonesia (PNI) merupakan perkumpulan yang dibentuk oleh Soekarno pada 4 Juli 1927.  PNI sendiri bergerak dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial. Setelah Kongres 1928 di Surabaya, anggota PNI ini semakin meningkat sehingga mengkhawatiran pemerintah kolonial. Akhirnya, pada 29 Desember 1929, empat tokoh PNI, yaitu Soekarno, Gatot Mangkoeprodjo, Maskoen, dan Soepriadinata ditangkap dan dihukum oleh pengadilan Bandung.  Penangkapan para pemimpin PNI ini memberikan pukulan keras terhadap PNI sendiri. Pada Kongres Luar Biasa ke-2 di Jakarta, 25 April 1931, diambil keputusan untuk membubarkan PNI karena keadaan.

23. Kehidupan Politik Pada Masa Orde Lama

Pertama, setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, terjadi pembalikan arah dalam penampilan konfigurasi politik. Pada periode ini konfigurasi politik menjadi cenderung demokratis dan dapat diidentifikasi sebagai demokrasi liberal. Keadaan ini berlangsung sampai tahun 1959, dimana Presiden Soekarno menghentikannya melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Pada periode ini pernah berlaku tiga konstitusi, yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950.

Kedua, konfigurasi politik yang demokratis pada periode 1945-1959, mulai ditarik lagi ke arah yang berlawanan menjadi otoriter sejak tanggal 21 Februari 1957, ketika Presiden Soekarno mengutarakan konsepnya tentang demokrasi terpimpin. Demokrasi Terpimpin merupakan pembalikan total terhadap sistem demokrasi liberal yang sangat ditentukan oleh partai-partai politik melalui free fight.

24. Penyebab lahirnya masa reformasi

1. Faktor politik.

- Banyaknya korupsi, kolusi, nepotisme dikalangan pejabat pemerintahan memebuat rakyat tidak percaya lagi kepada pemerintahan orde baru.

- Kekuasan orde baru yang oteriter tertutup dan masyarakat berkeinginan demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan adanya keiniginan untuk perubahan

 

2. Faktor ekonomi.

-Terjadinya krisis ekonomi moneter pada tahun 1998 membuat rakyat menderita dengan sulitnya mendapatkan berang-barang kebutuhan pokok

3. Faktor sosial.

-Banyak terjadinya kasus pelanggaran HAM misalnya pada tragedi tri sakti, yang banyak memakan korban mahasiswa yang menuntut reformasi dan turunya presiden soeharto

4. Faktor hukum.

-Tidak adanya perlakuan yang adil dalam proses hukum diantara warga negara

25. Keberhasilan ekonomi masa reformasi

1. merekapitulasi perbankan dan menurunkan inflasi,

2. merekonstruksi perekonomian nasional,

3. melikuidasi bank-bank bermasalah,

4. membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional

5. menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga dibawah Rp 10.000,-

6. mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli atau persaingan tidak sehat

7. mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen

26. Hubungan orde baru dengan supersemar

Supersemar atau Surat Perintah 11 Maret adalah penyerahan mandat kekuasaan dari Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto pada 11 Maret 1966. Supersemar menjadi peristiwa sejarah penting bagi Indonesia karena merupakan tonggak lahirnya Orde Baru. Ini dikarenakan Supersemar membuka jalan bagi Soeharto untuk naik menjadi presiden dan mengubah tatanan Orde Lama yang dibangun Soekarno.

27. Faktor-faktor pendorong perdagangan internasional

1. Penguasaan Ilmu Pengetahuan & Teknologi

Negara-negara dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi akan mampu memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak, berkualitas, dan tentunya efisien dibandingkan dengan negara yang lambat akan IPTEK-nya. Hal ini bisa terjadi karena pemanfaatan teknologi sangat menghemat biaya produksi dan mampu menghasilkan barang yang lebih banyak. Negara dengan teknologi yang lebih maju cenderung melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang, sedangkan barang yang bukan produk sendiri akan dibeli dari negara lain.

2. Perbedaan Kekayaan Sumber Daya Alam

Setiap negara memiliki keadaan geografis yang berbeda- beda, sehingga perbedaan tersebut menjadikan setiap negara memiliki kekayaan sumber daya alam yang berbeda-beda pula. Pada dasarnya, sumber daya alam adalah faktor produksi negara. Oleh karena itu, setiap negara memiliki keanekaragaman kondisi produksi.

3. Perbedaan Selera

Selera ternyata dapat menimbulkan perdagangan Internasional. Terjadinya perbedaan kebudayaan, sistem politik, pandangan hidup, dan tatanan sosial menyebabkan terjadinya selera terhadap berbagai jenis komoditas.

4. Perbedaan Iklim

Perbedaan iklim setiap negara menyebabkan terbatasnya potensi sumber daya alam. Akibatnya, tidak semua barang untuk memenuhi kebutuhan dapat dipenuhi sendiri oleh negara tersebut. Oleh karena itu, negara akan mengimpor dari negara lain.

5. Perluas Pasar & Tingkatkan Keuntungan

Ada kalanya para produsen menjalankan produksinya dengan tidak maksimal karena takut mengakibatkan kelebihan produksi sehingga menyebabkan kerugian. Namun, beberapa produsen sengaja melakukan produksi besar-besaran untuk menambah keuntungan sehingga akan mendorong mereka untuk melakukan perdagangan Internasional.

  1. Kelebihan atau Kekurangan Produk Suatu Negara

Kelebihan produk pada suatu negara (surplus) dan kekurangan kas dalam suatu negara (defisit) adalah suatu hal yang terjadi karena adanya perbedaan sumber daya alam dan kemajuan antara negara satu dan lainnya. Terjadinya surplus menyebabkan negara yang bersangkutan akan menjual hasil produknya ke negara lain, sedangkan negara yang mengalami defisit akan membeli barang dari luar negeri melalui perdagangan Internasional.

28. Cara menghitung kurs valuta asing

Kurs jual US dolar = Rp15.800,-

Kurs beli US dolar = Rp15.600,-

Kurs jual artinya nilai tukar yang digunakan bank untuk menjual mata uang asing kepada nasabah, sedangkan kurs beli artinya nilai tukar yang digunakan bank untuk membeli mata uang asing yang dimiliki nasabah. Jadi, untuk kasus Silvi kurs yang digunakan adalah kurs beli karena bank membeli US dolar dari Silvi untuk ditukarkan ke rupiah.

Uang yang diperoleh Silvi = kurs beli x jumlah dolar yang dimiliki Silvi

Uang yang diperoleh Silvi = Rp15.600,- x 120

Uang yang diperoleh Silvi = Rp1.872.000,-

29. MEA

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah sebuah langkah kongkrit berbagai negara di Asia Tenggara dalam menghadapi perdagangan bebas yang terjalin antar negara-negara ASEAN. Negara-negara yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Asean di antaranya adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, Kamboja, Laos, Brunei Darussalam, Thailand, dan Myanmar. Salah satu hubungan antar negara yang penting adalah hubungan di bidang ekonomi. Saat ini faktanya beberapa negara di Asia Tenggara sudah menunjukan perkembangan yang begitu signifikan, bahkan posisi negara-negara tersebut sudah diperhitungkan oleh kancah Internasional.

30. Menghitung keseimbangan harga

Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan bahwa Qd = 40 – P dan fungsi penawaran Qs = 4P – 50. Tentukanlah berapa harga jumlah dan keseimbangan!

Syarat keseimbangan adalah Qd = Qs atau Pd = Ps

Qd = Qs

40 – P = 4P – 50

– P – 4P = -50 – 40

– 5P = -90

P = -19/-5 = 18

Diperoleh P (harga) keseimbangan = 18. Untuk mencari nilai Q (jumlah) keseimbangan kita harus memasukkan P keseimbangan (18) ke salah satu fungsi di atas. Bisa dimasukkan ke fungsi permintaan maupun ke fungsi penawaran.

P = 18 => Q = 40 – P

Q = 40 – 18

Q = 22

Maka didapat Q (jumlah) keseimbangan = 22..

31. Perbedaan lembaga dan pranata social

Pranata sosial adalah sistem norma atau aturan yang menyangkut suatu aktivitas masyarakat yang bersifat khusus. Sedangkan lembaga sosial adalah badan atau organisasi yang melaksanakannya

32. Bentuk perubahan social budaya

Ternyata perubahan sosial budaya memiliki beberapa bentuk yang tidak disadari oleh banyak orang. Apa saja sih bentuk-bentuknya. Berikut ulasannya.

 

Evolusi dan Revolusi

Saat pemilu, kamu mungkin sudah tidak asing dengar kata evolusi dan revolusi bukan? Nah, berikut perbedaan antara evolusi dan revolusi

1. Evolusi

Penggunaan kata evolusi mengacu pada perubahan sosial yang memakan waktu yang lama tanpa ada kehendak dari masyarakat.  Terbentuknya revolusi dipengaruhi oleh dorongan masyarakat agar bisa menyesuaikan diri terhadap perkembangan masyarakat yang terjadi waktu itu.

2. Revolusi

Sedangkan istilah revolusi lebih tepat digunakan untuk melakukan perubahan secara cepat tanpa direncanakan sebelumnya. Kebalikan dari evolusi, jadi revolusi bisa terjadi karena sudah direncanakan sebelumnya, meskipun demikian, ada juga yang tidak direncanakan.

Perubahan yang Direncanakan dan Perubahan yang tidak direncanakan

Bentuk perubahan sosial budaya ada dua, yaitu perubahan budaya yang direncanakan dan perubahan budaya yang tidak direncanakan.

1. Perubahan direncanakan

Dikatakan sebagai perubahan budaya yang direncanakan karena terjadinya perubahan berdasarkan pada perkiraan yang sudah direncanakan oleh pihak pembuat. Pihak pembuat rencana disebut sebagai agen of change.

2. Perubahan yang tidak direncanakan

Sebaliknya, perubahan budaya yang tidak direncanakan terbentuk karena tanpa direncanakan terlebih dahulu. Perubahan yang tidak direncanakan memiliki kecenderungan ditentang oleh masyarakat yang bersangkutan. 

Perubahan kecil dan besar

selain masalah perencanaan dan revolusi ada juga bentuk perubahan sosial yang berupa perubahan kecil dan perubahan besar.

1. Perubahan kecil

Terjadinya perubahan kecil lebih sering terjadi pada unsur perubahan sosial yang tidak memiliki pengaruh yang begitu berarti. Contohnya, masalah perubahan fashion, perubahan lifestyle dan masih banyak lagi.

2. Perubahan besar

Sebaliknya, perubahan besar akan mendapat pertentangan besar bagi masyarakat. Dikatakan terjadi perubahan besar apabila menyangkut pada unsur-unsur struktur sosial yang memberi pengaruh besar pada masyarakat. Sehingga jika unsur struktur sosial tersebut terlalu berubah drastis, bisa menimbulkan perubahan reaksi dan pertentangan dari masyarakat.  Nah, itulah beberapa bentuk perubahan sosial budaya yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dari ketiga macam bentuk tersebut, apakah kamu juga pernah merasakan perubahan tersebut? jawabannya boleh kamu masukan di kolom komentar di bawah ya.

 

 

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel