Kisi-Kisi Beserta Penjelasan UP PPG Dalam Jabatan IPS 2021
Kisi-Kisi UP PPG IPS 2021
- Peserta didik mampu
menerapkan media pembelajaran yang tepat untuk sumber belajar tersebut
Media
pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat bantu pembelajaran, yaitu segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemampuan atau ketrampilan peserta didik sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar. Batasan ini masih cukup luas dan mendalam mencakup
pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang digunakan untuk tujuan
pembelajaran. Secara umum media pembelajaran dapat dikelompokan menjadi empat
yaitu:
Media
Visual, yaitu suatu jenis media yang semata-mata hanya memanfaatkan indera
penglihatan peserta didik untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media Audio, yaitu jenis media pembelajaran
dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pesan dan informasi
yang diterimanya adalah berupa pesan verbal seperti bahasa lisan dan pesan
nonverbal dalam bentuk bunyi-bunyian, musik, dan bunyi tiruan. Media
audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
dengan melibatkan indera penglihatan dan indera pendengaran dalam suatu proses
atau kegiatan. B. Fungsi Media Pembelajaran Secara Umum
1.
Menarik Perhatian Siswa
2.
Memperjelas Penyampaian Pesan
3.
Mengatasi Keterbatasan Ruang, Waktu dan Biaya
4.
Menghindari Kesalahan Tafsir
5.
Mengakomodasi Perbedaan Tipe Gaya Belajar Siswa
Dari
pengertian tersebut sumber belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat melakukan
belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu dapat dikategorikan
sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar, misalnya perpustakaan,
pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan, dan sebagainya.
2.
Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku
bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar.
Misalnya situs, candi, benda peninggalan lainnya.
3.
Orang atau siap saja yang memiliki keahlian tertentu dimana peserta didik dapat
belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sumber belajar.
Misalnya guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya.
4.
Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta
didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku pelajaran, buku
teks, kamus, ensiklopedi, fiksi, dan lain sebagainya.
5.
Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan,
peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan peristiwa
atau fakta sebagai sumber belajar
2.
Memilih bahan ajar yang sesuai dengan kriteria penyajian
Bahan
ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
Guru
harus memiliki atau menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan : kurikulum, karakteristik
sasaran, tuntutan pemecahan masalah belajar. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan
Ajar
Bahan
ajar disusun dengan tujuan:
1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar
yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta
didik.
2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif
bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh
3.
Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Manfaat bagi guru
1.
Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum
dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik,
2.
Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang
terkadang sulit untuk diperoleh,
3.
Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan
berbagai referensi,
4.
Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru
dalam menulis bahan ajar,
5. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif
antara guru dengan peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya
kepada gurunya.
6.
Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku
dan diterbitkan.
Manfaat bagi Peserta Didik
1.
Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan
mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.
3.
Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap
kompetensi yang harus dikuasainya
Jenis
Bahan Ajar
1. Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak
(printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur,
leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti
model/maket.
2.
Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio,
piringan hitam, dan compact disk audio.
3.
Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti
video compact disk, film.
4. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive
teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk
(CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based
learning materials).
3.Contoh
teori daric lark leanord hull
Teori
belajar behavioristik merupakan teori belajar yang lebih mengutamakan pada
perubahan tingkah laku siswa sebagai akibat adanya stimulus dan respon. Dengan
kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuannya yangbertujuan merubah tingkah laku dengan cara interaksi antara
stimulus dan respon.
Teori
belajar yang dikembangkan oleh Hull sama dengan para ahli fungsionalis lainnya,
yaitu menggunakan tipe belajar hubungan Stimulus-Respon (S-R). Menurut pandangan ini, belajar tidak terjadi
secara tiba-tiba, tetapi karena adanya hubungan S-R. Namun menurut Hull, selain
hubungan antara S-R, perilaku juga dipengaruhi oleh suatu proses yang terjadi
dalam diri organisme, yang tidak dapat diamati. Variabel ini kemudian dikenal
dengan nama variabel intervening (intervening variable).
Adapun
prinsip teori Hull sebagai berikut : Reinforcement adalah faktor penting dalam
belajar yang harus ada. Namun fungsi Reinforcement bagi Hull lebih sebagai
drive reduction daripada satisfied factor. Dalam mempelajari hubungan S – R
yang perlu dikaji adalah peranan dari intervening variable atau yang juga
dikenal sebagai unsur O (Organisme). Faktor O adalah kondisi internal dan
sesuatu yang disimpulkan, efeknya bisa dilihat pada faktor R yang berupa
output. Karena pandangan ini Hull dikritik karena bukan behaviorisme sejati.
Proses belajar baru terjadi setelah keseimbangan biologis terjadi.
4.Contoh
penerapan teori belajar koqnitif dalam pembelajaran
Teori
belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya.
Pengertian belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan
pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan
dapat diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif
yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi
pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang elah
dimiliki seseorang.
Hakekat
belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktivitas belajara yang
berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi persepsual, dan prosese intelektual. Kegiatan
pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah banyak
digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan
tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagaimana yang dilakukan dalam
pendekatan behavioristic. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam
proses belajar amat diperhitungkan, agara belajar lebih bermakana bagi siswa.
Sedangkan kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)
Siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya. Mereka
mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu.
2)
Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik,
terutama jika menggunakan benda-benda kongkrit.
3)
Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya
dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan
pengalaman dapat terjadi dengan baik.
4)
Untuk menarik minat dan menigkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan
pengalaman atau informasi beru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si
belajar.
5)
Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan
menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.
6)
Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar makna,
informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa. Tugas guru adalah menunjukkan hubungan antara apa yang sedang
dipelajari dengan apa yang telah diketahui siswa.
7)
Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor
ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Perbedaan tersebut misalnya
pada motivasi, persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan awal dan sebagainya.
5.Menentukan
kegiatan apersepsi yang tepat
Ada
beberapa teknik saat kita masuk ke kelas pertamakali yaitu:
1.
Checking knowledge
Teknik
ini adalah aktifitas mengecek pemahamam siswa terkait mapel pada materi
sebelumnya. Guru mencoba melihat pemahaman terutama pada anak dengan kemampuan
di bawah rata-rata. Jika anak lambat menjawab maka ia bisa dibilang belum paham
namun bila cepat menjawab maka ia bisa dikatakan sudah paham.
2.
Introduce Idea
Merupakan
kegiatan membangun ide atau masalah di awal pembelajaran. Contoh pada pelajaran
sosiologi pada kompetensi dasar cara menyelesaikan konflik, guru dan siswa
menciptakan konflik di kelas. Guru bisa membuat skenario diantara siswa.
Setelah mengamati pertengkaran lalu guru kembali memberikan materi pelajaran
tentang penyelesaian konflik
Teknik
Apersepsi Membuka Pelajaran yang Menyenangkan
Kupas
Jeruk Untuk Belajar Peta
3.
Analogi
Teknik ini adalah mengaitkan sebuah fakta dengan materi di kelas. Hal yang pernah saya lakukan adalah saat mempelajari proyeksi peta. Saya membawa properti berupa jeruk. Siswa tentu akan penasaran mengapa guru membawa jeruk padahal yang dipelajari adalah peta.
6.Sasaran
penilaian pada aspek psikomotorik
Penilaian
psikomotorik adalah penilaian untuk menggali potensi keterampilan atau
penampilan sesorang dalam mengaplikasikan bidang keilmuannya. Penilaian aspek
psikomotor lebih mengutamakan aspek proses bukan hasil, dimana akan banyak
sekali aspek-aspek yang nantinya dapat dinilai dari psikomotor siswa setelah
mereka menerima imformasi-informasi teoritik (Nitko ,2006 dalam Anwar, 2009). Anwar
(2009) bahwa pada dasarnya penilaian psikomotor bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat keterampilan (skill) yang dimiliki siswa setelah mereka
memahami proses pembelajaran kognitif. Jadi penilaian psikomotor tidak berdiri
sendiri tetapi mesti didahului dengan penilaian dari ranah kognitif bahkan
afektif terlebih dahulu.
Menurut
Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima kategori yaitu :
a.
Peniruan, terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons
serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf
b.
Manipulasi, Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan,
gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan.
c.
Ketetapan, memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi
dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan
dibatasi sampai pada tingkat minimum.
d.
Artikulasi, Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan
yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara
gerakan-gerakan yang berbeda.
e.
Pengalamiahan, Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit
mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin.
Sementara
itu Leighbody (1968) berpendapat Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor bahwa
penilaian hasil belajar psikomotor mencakup: (1) kemampuan menggunakan alat dan
sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan
pengerjaan, (3) kecepatan mengerjakan tugas, (4) kemampuan membaca gambar dan
atau simbol, (5) keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang
telah ditentukan. Dari penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa dalam penilaian
hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses,
dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada
waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan
cara mengetes peserta didik.
- Bentuk tugas kinerja atau
rubrik penilaian otentik ranah kognitif
Ranah
kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom,
segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Ranah kognitif berhubungan
dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Berkaitan
dengan tugas-tugas otentik sesuai dengan karakteristik dan standar yang
dirumuskan ahli seperti yang dijelaskan di atas, ada beberapa jenis penilaian
yang termasuk dalam kategori penilaian otentik menurut kurikulum 2013 meliputi
penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan penilaian
tertulis.
a.
Penilaian Kinerja
Penilaian
kinerja (performance assessment) merupakan penilaian dengan berbagai macam
tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman
dan mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam
berbagai macam konteks melalui suatu proses, kegiatan, atau unjuk kerja.
b.
Penilaian Proyek
Penilaian
proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh
peserta didik menurut periode/waktu tertentu (Majid: 2015: 63). Penyelesaian
tugas yang dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai
dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan analisis, dan
penyajian data.
c.
Penilaian Portofolio
Portofolio
dideskripsikan sebagai kumpulan pekerjaan peserta didik yang sistematis dan
bermakna sebagai bukti yang mencerminkan sejauh mana kemampuan dan usaha
peserta didik pada satu atau lebih bidang dalam periode tertentu. Portofolio
sebagai assessment adalah pengumpulan informasi tentang siswa melalui bukti
beberapa contoh pekerjaan siswa.
d.
Penilaian Tertulis
Majid
(2014: 37) memaparkan penilaian tertulis atau tes sebagai perangkat alat yang
berisis tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab
oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan terhadap materi
tertentu. Penilaian tertulis dapat dikategorikan dalam penilaian otentik jika
menggunakan bentuk soal yang berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat
tinggi dengan menghubungkan bentuk soal yang dibuat pada dunia nyata. Lebih
lanjut, Burhanudin (2015) menyatakan bahwa penilaian otentik dengan tes
tertulis cocok digunakan untuk menilai aspek kognitif peserta didik
- contoh kasus tentang
kecerdasan majemuk
Setiap
anak mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Anak dengan banyak
kemampuan biasanya disebut dengan anak multitalenta. Dikemukakan oleh seorang
pakar psikologi dari Amerika Serikat, Howard Gardner Ph. D yang mengatakan
tentang konsep Multiple Intelligences atau Kecerdasan Majemuk. Perbedaan jenis
kecerdasan ini dimaksudkan supaya Si Kecil tidak dinilai berdasarkan IQ-nya
saja, namun dari berbagai macam bidang. Hal ini dapat membantu Si Kecil dalam
mengembangkan bakatnya di bidang lain.
1.
Linguistic Intelligence/Kecerdasan Linguistik, Kecerdasan majemuk
verbal-linguistik melibatkan kemampuan berbahasa melalui membaca, menulis,
berbicara, memahami urutan dan makna dari kata-kata, serta menggunakan bahasa
dengan benar. Anak yang memiliki kecerdasan ini kuat dalam bidang bahasa, mudah
mengingat informasi verbal dan tertulis, suka menulis dan membaca, jago debat
dan pidato, suka melontarkan humor, dan bisa menjelaskan sesuatu dengan baik.
Cirinya
adalah:
Memberikan
perhatian pada orang yang berbicara
Suka
belajar kata-kata baru
Suka
bercerita
Suka
membaca buku
Sering
memberikan instruksi kepada orang lain
2. Logical-Mathematical
Intelligence/Kecerdasan Logika Matematika, Kecerdasan dalam mengolah angka,
matematika, dan logika untuk menemukan dan memahami berbagai pola, seperti pola
pikir, pola visual, pola jumlah, atau pola warna. Untuk memicu kecerdasan
logis-matematis pada buah hati, latih Si Kecil dengan permainan analisis,
berhitung, pergi ke museum ilmu pengetahuan dan sains, misalnya planetarium.
Cirinya
adalah:
Menyukai
pelajaran Matematika
Mudah
mengingat angka-angka
Menikmati
kegiatan percobaan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan
Banyak
bertanya tentang bagaimana sesuatu dapat bekerja
Menyukai
permainan-permainan yang melibatkan strategi
3. Spatial Intelligence/Kecerdasan Visual
Spasial, Anak dengan tipe kecerdasan majemuk ini mengandalkan imajinasi dan
senang dengan bentuk, gambar, pola, desain, serta tekstur. Kemampuan
spasial-visual Si Kecil dapat diasah dengan menggambar, melukis, membangun
sesuatu, bermain warna, bermain puzzle, dan bermain lilin-lilinan. Kemampuan
spasial-visual dimiliki oleh arsitek, pelukis, seniman, dan desainer.
Penelitian menunjukkan bahwa, anak yang dilatih untuk mengembangkan
spasial-visual memiliki kemampuan mengingat (memori) dan penalaran logika yang
baik.
Cirinya
adalah:
Lebih
menyukai kegiatan menggambar daripada bercerita
Mudah
mengenali tempat yang baru
Lebih
mudah membaca gambar daripada teks atau huruf
Menyukai
permainan yang berupa bangunan bentuk 3 dimensi
4.
Bodily-Kinesthetic Intelligence/Kecerdasan Kinestetik, Kecerdasan ini
melibatkan kemampuan dalam koordinasi anggota tubuh dan keseimbangan. Anak yang
memiliki kecerdasan ini senang melakukan berbagai aktivitas fisik, seperti naik
sepeda, menari, atau olahraga. Ia juga mungkin merasa sulit duduk diam dalam
waktu lama dan mudah bosan. Anda dapat membantu mengajari kecakapan ini dengan
memasukkannya ke dalam les tari, klub olahraga, bermain lempar dan tangkap
benda, menjaga keseimbangan saat berjalan, atau bermain teater.
Cirinya
adalah:
Mudah
belajar naik sepeda, berseluncur dan olahraga
Banyak
menampilkan bahasa tubuh saat berbicara dengan orang lain
Banyak
aktivitas fisik tanpa merasa lelah
Mudah
menirukan gerakan orang lain
Selalu
aktif
5.
Musical Intelligence/Kecerdasan Musikal, Tidak hanya dapat memainkan alat musik
atau mendengarkan lagu. Mereka yang memiliki kecerdasan ini juga mampu memahami
dan membuat melodi, irama, nada, vibrasi, suara, dan ketukan menjadi sebuah
musik. Kecerdasan musikal dapat diasah dengan memberi anak berbagai pilihan
jenis musik, menganalisis perbedaan suara orang dalam berbicara, mendengarkan
suara alam, atau bermain menciptakan lagu.
Cirinya
adalah:
Suka
memainkan alat musik
Suka
mendengarkan musik
Suka
bernyanyi
Suka
mengingat melodi
6. Interpersonal Intelligence/Kecerdasan Interpersonal,
Cirinya adalah:
Menyukai
aktivitas dan permainan dengan anak lain
Memberikan
nasihat kepada teman yang mengalami masalah
Mampu
merasa dan berpikir seperti yang dirasakan orang lain
Mampu
memimpin teman-temannya
7. Intrapersonal Intelligence/Kecerdasan
Intrapersonal, Ini merupakan kecerdasan introspektif di mana Si Kecil mampu
memahami diri sendiri, mengetahui kekuatan, kelemahan, dan motivasi diri. Jika
kecerdasan ini menonjol pada diri anak, dia bijaksana dan bisa mengendalikan
keinginan serta perilakunya, juga mampu membuat rencana dan keputusan.
Kecerdasan ini dimiliki oleh penulis, ilmuwan, dan filsuf.
Cirinya
adalah:
Seringkali
membutuhkan tempat yang tenang dan sepi untuk beraktivitas
Suka
mengoleksi barang yang memiliki arti baginya
Mengingat
mimpinya
Memiliki
kemampuan yang keras dan mandiri
Mampu
mengukur kekuatan dan kelemahannya
8. Naturalist Intelligence/Kecerdasan Naturalis
Cirinya adalah:
Menikmati
kegiatan mengumpulkan serangga, bunga, dan batu
Senang
menyelidiki hal yang ia temukan di alam
Suka
mengamati fenomena alam
Suka belajar sesuatu dari alam
Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal pada anak dapat diasah dengan mengajak anak bermain dengan teman sebaya, mengunjungi acara komunitas, dan pertemuan sosial.
Kecerdasan
Naturalis
Ini adalah kemampuan untuk mengenali dan mengkategorikan tanaman, hewan, dan benda-benda lain di alam, serta tertarik mempelajari spesies makhluk hidup. Kecerdasan majemuk naturalis pada anak dapat dipupuk dengan mengajarkannya nama-nama hewan, tanaman, alam semesta; mengoleksi serangga, daun, batu, atau kerang; mengajak anak ke alam terbuka; mengamati hewan-hewan; dan memelihara binatang peliharaan.
Kecerdasan
Eksistensial
Kecerdasan eksistensial yang merupakan salah satu dari majemuk ini memampukan anak mampu mengajukan dan mencari jawaban pertanyaan mendalam tentang eksistensi manusia, seperti ‘Apa arti hidup?’, ‘Mengapa kita mati?”, atau ‘Apa peran kita di dunia?’. Kecerdasan eksistensial lebih mengarah ke bidang filsafat. Beberapa pakar juga mengaitkan antara kecerdasan eksistensial ini dengan tipe kecerdasan spiritual.
Mengenali
berbagai kecerdasan majemuk pada anak dapat membantu orang tua untuk merangsang
dan meningkatkan perkembangan diri anak. Anda dapat lebih mengasah satu atau
beberapa jenis kecerdasan majemuk yang tampak lebih dominan pada Si Kecil,
sehingga ia dapat mencapai potensi maksimalnya.
- Teori psikologi belajar
- Teori Behaviouralistik
Melansir
jurnal Teori Belajar dan Pembelajaran oleh Omon Abdurakhman dan Radif Khotamir
Rusli, teori behaviouralistik menekankan pada perubahan tingkah laku sebagai
akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori belajar ini,
orang yang menguasai stimulus respons sebanyak-banyaknya adalah orang yang
pandai dan berhasil dalam belajar. Pembentukan stimulus-respons dapat dilakukan
dengan ulangan-ulangan.
- Teori Humanistik
Teori
ini menekankan studi tentang seseorang secara utuh. Teori humanistik juga
berupaya memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelaku, bukan dari sudut
pandang pengamatan. Menurut teori ini, proses belajar dinilai sukses jika
pelajar dapat memahami lingkungan, diri sendiri, dan mengembangkan potensi.
- Teori Kognitivisme
Teori
kognitivisme memandang proses belajar sebagai peristiwa mental tingkat tinggi
yang terbentuk ketika siswa berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Proses ini
mengarahkan siswa untuk mencerna pengatahuan baru yang berkaitan dengan
pengetahuan lama yang terdapat dalam struktur kognitif.
- Teori Konstruktivisme
Teori
ini mengutamakan peran dari peserta didik. Di mana peserta akan berperan aktif
untuk menemukan pengetahuan baru. Kemudian, pengetahuan tersebut dapat didalami
sesuai pengalaman dan bahasa sendiri.
- Sistem social dan ekonomi
masa pra aksara
1.
Masa Berburu dan Meramu
Kehidupan
sosial ekonomi pada masa berburu dan meramu dicirikan dengan hal-hal sebagai
berikut:
a. Aktivitas mencari dan mengumpulkan makanan. Pada
masa itu, manusia purba hidup dari berburu dan meramu. Berburu berarti mencari
dan menangkap binatang buruan seperti banteng, kerbau liar, rusa, sedangkan meramu
berarti mencari dan mengumpulkan makanan yakni mencari bahan makanan yang
sekiranya enak dimakan, sepeti umbi-umbian, keladi, dan juga daun-daunan. Cara
hidup dengan cara seperti di atas disebut sebagai food gathering. Hidup secara
berkelompok. Hidup manusia purba pada masa itu sangat bergantung dari alam,
maka dari itu untuk menghindari bahaya dari binatang buas, mereka akan hidup
bergerombol di tempat-tempat yang menyediakan banyak bahan makanan, serta
menyediakan air, juga tempat-tempat yang banyak dilalui oleh binatang buruan.
Mereka tinggal di tempat seperti padang rumput, hutan yang berdekatan dengan
sungai. Yang berburu biasanya adalah laki-laki, sedangkan yang perempuan
bertugas mengasuh anak dan meramu makanan. Bertempat tinggal sementara. Manusia
purba mulai belajar dari alam. Yakni mereka menyadari bahwa bahan makanan pada
suatu tempat akan habis, maka dari itu merekaakan berpindah dari satu tempat ke
tempat lain yang masih menyediakan banyak bahan makanan. Biasanya mereka
memilih gua-gua, tepi danau, tepi sungai atau bahkan di tepi pantai. Alat untuk
mencari, berburu dan meramu bahan makanan. Manusia praaksara sudah bisa
menggunakan alat bantu sederhana dalam mengumpulkan makanan. Alat bantu itu
terbuat dari batu yang diasah sederhana, tulang, ataupun kayu. Pada masa
berburu dan meramu, manusia purba menggunakan peralatan sebagai berikut:
- Kapak Genggam. Merupakan
sejenis kapak yang terbuat dari batu, namun tidak bertangkai. Digunakan
untuk memukul bahan makanan, atau melempar binatang buruan serta mengorek
tanah untuk mencari umbi-umbian. Kapak genggam seperti ini banyak
ditemukan di Pacitan, Jawa Timur. Kapak genggam ini biasa juga disebut
kapak penetak atau chopper.
- Alat serpih. Merupakan
alat-alat yang terbuat dari batu pipih yang diasah dan berukuran lebih
kecil dari kapak genggam, berfungsi sebagai alat untuk penusuk ataupun
sebagai pisau.
- Alat-alat yang terbuat dari
tulang dan kayu. Alat yang terbuat dari tulang biasanya berupa mata
tombak, yang bertangkai kayu, digunakan untuk berburu ataupun menangkap
ikan.
- Pebble merupakan alat
semacam kapak genggam yang terbuat dari batu kali, ada juga yang berupa
batu penggilingan/pipisan yang digunakan untuk menghaluskan makanan.
- 5. Anak panah/flake.
Digunakan untuk berburu dan mencari ikan. Dan dalam perkembangannya,
manusia purba jenis pithecanthropus erectus ternyata sudah mengenal api.
2.
Kehidupan pada masa bermukim dan bercocok tanam.
Memasuki
zaman Neolithikum, kehidupan sosial ekonomi manusia purba sudah mencapai
tingkatan yang cukup maju, yakni ditandai dengan perkembangan Homo Sapiens
Murni yaitu manusia purba yang sudah menggunakan akal pikiran secara sempurna,
yang mendorong adanya perubahan besar dalam kehidupan manusia purba yakni
manusia mulai bermukim secara menetap, dengan ciri:
- Kehidupan bermukim dan
berladang. Setelah tingggal secara menetap, manusia purba mulai mengenal
bercocok tanam, dengan menanam tumbuhan yang sekiranya menghasilkan bahan
makanan. Mereka membakar belukar dan menebang pohon untuk ditanami
padi-padian, sukun, pisang, dan bahan makanan lain. Disamping itu mereka
masih berburu dan menangkap ikan. Makin lama mereka mengenal beternak
seperti unggas, sapi, kerbau, kuda. Dengan demikian manusia pada masa itu
tidak lagi bergantung pada alam tetapi sudah memproduksi sendiri bahan
makananya atau dikenal dengan istilah food producing.
- Kegiatan bercocok tanam di
persawahan. Dengan hidup dengan cara menetap, telah mendorong populasi
manusia purba meningkat secara pesat, yang mendorong juga pada peningkatan
kegiatan food producing. Pertanian meningkat dengan mulai beragamnya jenis
tanaman yang di tanam. Manusia juga mulai mengenal pembuatan pematang
untuk menahan air, yang dilengkapi dengan saluran air, ini merupakan
tehnik irigasi permulaan. Setelah itu manusia mulai mengenal padi-padian,
sayur-sayuran, dan juga mulai mengenal menanam padi di persawahan,
- Alat yang digunakan adalah
jenis kapak yakni kapak persegi dan kapak lonjong.Salah satu perkakas
manusia purba Merupakan alat yang terbuat dari batu juga namun sudah
dibuat dengan
- Migrasi masa pra aksara
Perkembangan
selanjutnya pada tahun 2000 SM mulai terjadi migrasi penduduk dari berbagai
wilayah ke Indonesia, yaitu :
1.
Migrasi pertama, Ras Negroid
Ciri
dari ras berkulit hitam, bertubuh tinggi, dan berambut keriting. Ras ini datang
ini dari Afrika. Di Indonesia ras ini sebagian besar mendiami daerah Papua. Keturunan
ras ini terdapat di Riau (pedalaman) yaitu suku Siak (Sakai), serta suku Papua
melanesoid mendiami Pulau Papua dan Pulau Melanesia.
2.
Migrasi kedua, Ras Weddoid
Ciri
ras ini adalah berkulit hitam, bertubuh sedang, dan berambut keriting. Ras ini
datang dari India bagian selatan. Keturunan ras ini mendiami kepulauan Maluku
dan Nusa Tenggara Timur (Kupang).
3.
Migrasi Ketiga, Ras Melayu Tua (Proto Melayu)
Ciri
ras ini adalah berkulit sawo matang, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut
lurus. Ras ini termasuk dalam Ras Mongoloid (sub ras Malayan Mongoloid) berasal
dari daerah Yunnan (Asia Tengah) masuk ke Indonesia melalui Hindia Belakang
(Vietnam)/ Indo Cina baru selanjutnya ke Indonesia. Kebudayaan Neolithikum yang
berupa kapak persegi dan kapak lonjong yang tersebar ke Indonesia tidak
menyebar dengan sendirinya, tetapi terdapat manusia pendukungnya yang berperan
aktif dalam rangka penyebaran kebudayaan tersebut. Di Indonesia Ras ini
menyebar melalui dua Jalur sesuai dengan jenis kebudayaan Neolithikum yang
dibawanya, yaitu:
a.
Jalur pertama, melalui jalur barat dan membawa kebudayaan berupa kapak persegi.
Dengan menempuh jalur darat dari Yunnan mereka menuju ke Semenanjung Malaya
melalui Thailand selanjutnya menuju ke Sumatra, Jawa, Bali, ada pula yang
menuju Kalimantan dan berakhir di Nusa Tenggara. Sehingga di daerah tersebut
banyak ditemukan peninggalan berupa kapak persegi/ beliung persegi. Keturunan
Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah masyarakat/ Suku Batak ,
Nias(Sumatra Utara), Mentawai (Sumatra Barat), Suku Dayak (Kalimantan), dan
Suku Sasak (Lombok).
b.
Jalur kedua, melalui jalur timur dan membawa kebudayaan berupa kapak lonjong.
Dengan menempuh jalur laut dari Yunnan (Teluk Tonkin) menyusuri Pantai Asia
Timur menuju Taiwan, Filipina, kemudian ke daerah Sulawesi, Maluku, ke Papua
selanjutnya sampai ke Australia. Peninggalan kapak lonjong banyak ditemukan di
Papua. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah suku Toraja
(Sulawesi Selatan), Suku Papua (Irian), Suku Ambon, Ternate, Tidore (Maluku).
4.
Migrasi Keempat, Ras Melayu Muda (Deutro Melayu) Sekitar 500 SM datang migrasi
dari ras Deutro Melayu dari daerah Teluk Tonkin, Vietnam selanjutnya mendesak
keturunan ras Proto Melayu yang telah menetap lebih dahulu dan masuk Indonesia
menyebar keberbagai daerah baik di pesisir pantai maupun pedalaman. Mereka
masuk membawa kebudayaan yang relatif lebih maju yaitu kebudayaan logam
terutama benda-benda dari Perunggu, seperti nekara, moko, kapak corong, dan
perhiasan. Hasil kebudayaan ras ini sangat terpengaruh dengan kebudayaan
asalnya dari Vietnam yaitu Budaya Dongson. Tampak dengan adanya kemiripan
antara artefac perunggu di Indonesia dengan di Dongson. Keturunan dari Deutro
Melayu yaitu suku Minang (Sumatra barat), Suku Jawa, dan Suku Bugis (Sulawesi
Selatan). Ras ini pada perkembangannya mampu melahirkan kebudayaan baru yang selanjutnya
menjadi kebudayaan bangsa Indonesia sekarang. Migrasi dari berbagai macam ras
tersebut perkembangannya saling berbaur/bercampur hingga menghasilkan berbagai
macam suku dengan beraneka ragam cirinya. Keanekaragaman tersebut disebabkan
karena perbedaan keadaan alam (letak geografis, iklim), Makanan(nutrisi), dan
terjadi perkawinan campur.
12.
Asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia
Teori
Yunan
- Teori ini diusung oleh Drs.
Moh Ali. Teori ini menyebutkan bahwa asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari Yunan, sebuah wilayah di Tiongkok Selatan.
- Teori Prof. Dr. H. Kern. Profesor
asal Belanda ini mengemukakan bahwa asal usul bangsa Indonesia adalah dari
daratan Asia. ia mengemukakan pendapatnya berdasarkan kesamaan bahasa yang
digunakan antara orang yang tinggal di Indonesia, Polinesia, Melanesia dan
Mikronesia memiliki kesamaan bahasa yang bersumber dari rumpun
Austronesia.
- Teori Dr. Sangkot Marzuki. Dalam
teorinya yang mengemukakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal
dari dataran Austronesia (berasal dari Austria) ini didasarkan pada
penemuan DNA fosil manusia purba.
- Teori dari Prof. Mohammad
Yamin. Melalui teori ini, Prof. Mohammad Yamin mencoba untuk menyangkal
teori-teori yang telah ada sebelumnya. Beliau berpendapat bahwa orang
Indonesia berasal dari dalam Indonesia sendiri bukan berasal dari luar.
13.Budaya dan tekhnologi masa pra aksara
14.
Kebijakan kolonialisme belanda
1.Monopoli
Perdagangan oleh VOC
Verenigde
Oostindische Compagenie atau VOC merupakan gabungan perusahaan dagang Belanda
untuk perdagangan di Hindia Timur. Pemerintah Belanda memberikan sejumlah hak
istimewa terhadap VOC. Hak-hak tersebut meliputi boleh memiliki Angkatan Perang
sendiri, boleh mengumumkan perang dan mengadakan perdamaian perjanjian,
mendapat hak monopoli perdagangan antara Tanjung Harapan hingga Selat
Magelhaen, boleh membuat mata uang sendiri, serta boleh mengadakan perjanjian
dengan raja atau pemerintahan dalam negeri.
2.
Kerja Rodi
Kebijakan
ini berlangsung semasa pemerintahan gubernur Herman Willems Deandels, dibawah
kekuasaan Raja Louis Napoleon. Selama memerintah, Deandels menerapkan sistem
kerja wajib atau dikenal dengan kerja rodi.
3.
Landrente atau Sistem Sewa Tanah
Meskipun
tidak digagas oleh pemerintah Belanda, namun kebijakan yang canangkan oleh
Thomas Stamford Raffles, seorang gubernur Jawa di Indonesia semasa pendudukan
Inggris, ini tetap dilanjutkan oleh pemerintah kolonial Belanda yang baru,
Buyskes dan Van Der Capellen. Kebijakan Landrente ini berisi tentang keharusan
rakyat untuk menyewa tanah dan membayar pajak kepada pemerintah sebagai pemilik
tanah. Hasil pertanian pun langsung dipungut oleh pemerintah tanpa perantara
bupati.
4.Cultuur
Stelsel atau Sistem Tanam Paksa
Kebijakan
ini diterapkan oleh Belanda untuk mengisi kekosongan kas negara setelah
berakhirnya Perang Jawa. Peraturan yang dikeluarkan oleh gubernus Van Der Bosch
pada tahun 1830 ini mewajibkan setiap desa untuk menyisihkan sebagian tanahnya
sebesar 20% untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu dan tarum.
Seluruh hasil panen pun langsung diserahkan kepada pemerintah kolonial dengan
harga yang sudah ditetapkan.
15.
Jalur kedatangan portugis, belanda dan inggris
1.
Bangsa Portugis, rute pejelajahan samudra yang ditempuh oleh bangsa Portugis
dimulai dari kota Lisabon (1486 dan 1497 ), menyusuri pantai barat Afrika,
semenanjung Harapan, pantai timur Afrika berlayar kearah timur menuju ke
Calicut (India) pada tahun 1498 masehi. Di India Vasco da Gama mendirikan
kantor dagang. Kemudian pada tahun 1511 Alfonso d’Albuquerque yang menggantikan
Vasco da Gama berhasil menguasai selat Malaka. Setelah menguasai Malaka, bangsa
Portugis melanjutkan pelayarannya kearah timur menuju Indonesia. Pada tahun
1512 masehi berhasil menanamkan pengaruhnya di Maluku.
2.
Bangsa Spanyol, Christophorus Columbus dari Lisbon berlayar kearah barat
menyeberangi samudra Atlantik. Pada tahun 1492 berhasil menemukan benua
Amerika. Pada tahun 1519 dilanjutkan Ferdinand Magelhaens dan Juan Sebastian
del Cano dengan menempuh rute yang pernah dilalui oleh Christophorus Columbus.
Pada tahun 1521 sampai dikepulauan Massava (sekarang Filipina). Setelah
Ferdinand Magelhaens meninggal, pelayaran dilanjutkan oleh Juan Sebastian del
Cano dari Filipina menuju arah selatan, maka sampailah dikepulauan Maluku tahun
1522 masehi.
3.
Belanda, tahun 1595 masehi Cornelis de Houtman, menempuh jalur pelayaran bangsa
Portugis. Setelah melewati semenanjung Harapan, samudra Hindia dan selat
Malaka, rombongan Cornelis de Houtman sampai di pelabuhan Banten pada tahun
1596 masehi. Dari Banten Cornelis de Houtman melanjutkan pelayarannya kearah
Indonesia bagian timur, untuk memperoleh rempah-rempah. Mereka singgah di
Madura, Bali, kemudian berlayar kearah utara sehingga sampai di kepulauan
Maluku pada tahun 1598 masehi.
4.
Kedatangan Inggris di Indonesia pertama kali pada tahun 1579 oleh Francis Drake
dan Thomas Cavendish dengan rute pelayaran Magelhaen-Samudera Pasifik sampai ke
Filipina dan akhirnya menuju ke Ternate, dan mereka membawa rempah-rempah dari
Ternate dan kembali ke Inggris.
16.
Akulturasi budaya masa Hindu-Budha dan Islam
Makam
merupakan bentuk kebudayaan Islam Melayu yang sangat penting, penempatan dan
pembangunan sebuah bangunan makam mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat pada zamannya. Makam raja adalah sebuah simbol dan status serta
bentuk penghormatan pada penguasa dan keluarganya.
17.
Pengaruh kebudayaan islam
Masuknya
Islam memberikan identitas baru bagi kehidupan masyarakat pada masa itu. Dalam
bidang sosial, kebudayaan Islam aturan kasta tidak diterapkan lagi di dalam
masyarakat. Sistem kasta yang sebelumnya dipakai oleh masyarakat pada masa
Hindu-Buddha mulai pudar tidak dipergunakan lagi.
18.
Kerajaan-kerajaan pada masa islam
1.
Kerajaan Perlak
Kerajaan
Perlak merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Perlak didirikan
pada 840 Masehi dan berlokasi di Aceh. Raja Pertama dari Kerajaan Perlak adalah
Syed Maulana Abdul Azis Syah. Masa kejayaan Kerajaan Perlak adalah saat
kepemimpinan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah II Jouhan
Berdaulat tahun 1225-1262 M. Kerjaan perlak runtuh akibat terjadi perang
saudara yang puncaknya terjadi pada 1292 M.
2.
Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan
Samudera Pasai didirikan oleh Sutan Malik Al Saleh tahun 1267 Masehi di
Lhouksmawe, Aceh. Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam kedua di Indonesia. Pada
masa pemerintahannya, Sutan Malik Al Saleh berhasil menggabungkan dua kota,
yaitu Samudera dan Pasai. Kerajaan ini mencapai masa kejayaan pada masa
pemerintah Sutan Malik Tahir dan berkembang menjadi pusat perdagangan
internasional.
3.
Kerajaan Malaka
Kerajaan
Malaka atau Kesultanan Malaka adalah sebuah kerajaan yang berdiri di Malaka,
Malaysia. Pendiri sekaligus raja pertama dari Kesultanan Malaka adalah Iskandar
Syah. Walau berpusat di Malaysia, Kesultanan Malaka berhasil menduduki sebagian
wilayah Sumatra, Kepulauan Riau, Indragiri, dan Tanjung Pura.
4.
Kerajaan Aceh
Kerajaan
Aceh muncul pada abad ke-16 oleh Sultan Ali Mughayat Syah setelah jatuhnya
kesultanan Malaka ke tangan Portugis. Kerajaan Aceh mencapai masa kejayaan pada
1607-1636 di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, saat Kerajaan Aceh
berhasil menduduki kembali wilayah Malaka yang sebelumnya diduduki Portugis.
5.
Kesultanan Demak
Kerajaan
Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yang didirikan oleh Raden
Patah. Demak telah menjadi satu di antara pelabuhan terbesar di Indonesia saat
itu. Kondisi tersebut juga menjadikan Kerajaan Demak memegang peran penting
dalam perdagangan antarpulau. Satu di antara peninggalan Kerajaan Demak adalah
Masjid Agung Demak.
6.
Kerajaan Panjang
Kerajaan
Panjang muncul setelah runtuhnya Kesultanan Demak. Kerajaan Panjang didirikan
oleh Jaka Tingkir di daerah Panjang pada abad ke-14 Masehi. Pada awal berdiri,
wilayah kekuasaan Kerajaan Panjang hanya meliputi daerah Jawa Tengah saja.
7.
Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan
Mataram Islam atau biasa juga disebut Kesultanan Mataram didirikan pada abad
ke-17 Masehi. Kerajaan ini awalnya adalah daerah kekuasaan dari Kerajaan
Panjang yang diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan atas jasanya. Raja pertama
dari Kerajaan Mataram Islam adalah Suta Wijaya, putra dari Ki Ageng Pemanahan. Pada
masa kejayaanya, Kerajaan Mataram Islam berhasil menyatukan Jawa-Madura dan
melakukan perlawanan terhadap VOC yang pada masa itu memonopoli perdagangan di
Indonesia.
8.
Kerajaan Cirebon
Kerajaan
Cirebon adalah kerajaan bercorak Islam yang didirikan oleh Pangeran
Walangsungsang pada abad ke-15 Masehi dan terletak di pantai utara Jawa atau
yang menjadi perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kerajaan Cirebon atau
Kesultanan Cirebon memiliki perpaduan antara dua budaya, yaitu budaya Jawa dan
budaya Sunda.
9.
Kerajaan Banten
Kerajaan
Banten merupakan kerajaan bercorak Islam yang terletak di wilayah pesisir barat
pulau Jawa. Raja pertama dari Kerajaan Banten adalah Syarif Hidayatullah atau
Sunan Gunung Djati. Runtuhnya Kerajaan Banten merupakan akibat dari terjadinya
perang saudara antara Sultan Ageng dengan putranya sendiri, Sultan Haji.
10.
Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan
Gowa-Talo adalah satu di antara kerajaan terbesar di Sulawesi. Kerajaan
Gowa-Tallo berdiri pada 1605 M. Kerajaan Gowa-Tallo merupakan hasil
penggabungan dari dua kerajaan, yaitu kerajaan Gowa yang dipimpin oleh Daeng
Manrabia dan Kerajaan Tallo yang dipimpin oleh Karaeng Matoaya.
11.
Kerajaan Ternate dan Tidore
Kerajaan
Ternate dan Tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Raja pertamanya adalah
Syahadati alias Muhammad Naqal. Kerajaan Ternate Tidore menjadi kerajaan Islam
setelah rajanya yang ke-9, Ciriliyah, memeluk agama Islam. Ciriliyah kemudian
mendapat gelar Sultan Jamalludin.
12.
Kerajaan Banjar
Kerajaan
Banjar terletak di Banjarmasin. Kerajaan tersebut berdiri tahun 1520 M. Raja
pertama dari kerajaan Banjar adalah Samudera, yang bergelar Sultan Suriansyah.
19.
Akulturasi budaya masa pra aksara dan Hindu-Budha
Akulturasi
kebudayaan lokal, Hindu-Buddha:
1.
Prasasti
prasasti
dapat dikatakan akulturasi budaya karena di dalam kebudayaan India tidak ada
tradisi tulisan, sementara di Indonesia sudah ada budaya menulis sejak pra
aksara. Kemudian berakulturasi dengan budaya Hindu-Buddha dimana tulisan,
aksara India dan bahasanya mulai ikut digunakan
2.
Candi
sejak
dulu Indonesia sudah memiliki kebudayaan membangun bangunan punden
berundak-undak. Setelah Hindu-Buddha datang kebudayaan tersebut berakulturasi
menjadi yang sekarang kita kenal candi, sebab juga difungsikan sebagai tempat
pemujaan atau tempat perabuan.
20.
Teori Masuknya Hindu-Budha ke Indonesia
1. Teori
Kesatria Teori ini menyatakan bahwa agama Hindu-Buddha dibawa oleh golongan
prajurit (kesatria) yang mendirikan kerajaan di nusantara. Terdapat lima ahli
yang mencetuskan teori ini, yakni R.C. Majundar, F.D.K. Bosch, C.C. Berg,
Mookerji, dan J.L. Moens. Namun, Teori Kesatria juga tidak luput dari beberapa
kelemahan berikut. Golongan kesatria tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf
Pallawa yang terdapat pada kitab Weda. Tidak ditemukan prasasti yang
menggambarkan penaklukan nusantara oleh kerajaan India. Pelarian kesatria dari
India tidak mungkin mendapat kedudukan mulia sebagai raja di Indonesia. Baca
juga: Jejak Ekonomi Peradaban Hindu-Buddha di Indonesia
2. Teori
Waisya Teori Waisya dikemukakan oleh N.J. Krom, yang berpendapat bahwa agama
Hindu-Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang dari India. Agama tersebut
bisa disebarkan dengan cara pernikahan, hubungan dagang, atau interaksi dengan
penduduk setempat saat pedagang dari India bermukim untuk sementara waktu di
nusantara. Teori ini diperkuat dengan keberadaan Kampung Keling, yaitu
perkampungan para pedagang India di Indonesia. Selain itu, perdagangan
merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat. Kendati
demikian, teori Waisya juga memiliki kelemahan, di antaranya: Kaum waisya tidak
menguasai bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa. Sebagian besar kerajaan
Hindu-Buddha terletak di pedalaman, bukan di daerah pesisir yang dekat dengan
jalur pelayaran. Motif golongan waisya hanya berdagang, bukan menyebarkan
agama. Meskipun ada perkampungan pedagang India, kedudukan mereka tidak berbeda
dari rakyat biasa. Baca juga: Jejak Arsitektur Peradaban Hindu-Buddha di
Nusantara
3. Teori
Brahmana Teori Brahmana dicetuskan oleh J.C. van Leur, yang berpendapat bahwa
agama Hindu dibawa oleh kaum brahmana yang berhak memelajari dan mengerti isi
kitab suci Weda. Kedatangan mereka diduga atas undangan para penguasa lokal
yang tertarik dengan agama Hindu. Sebelum kembali ke India, kaum brahmana tidak
jarang meninggalkan kitab Weda sebagai hadiah bagi raja di nusantara. Teori
Brahmana juga mempunyai kelemahan, yaitu: Raja-raja di Indonesia tidak mungkin
dapat mengerti isi kitab Weda tanpa dibimbing oleh kaum brahmana. Menurut
ajaran Hindu Kuno, seorang brahmana dilarang menyeberangi lautan, apalagi
meninggalkan tanah airnya. Baca juga: Jejak Agama Peradaban Hindu-Buddha di
Nusantara
4. Teori
Sudra Teori ini percaya bahwa masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia dibawa
oleh orang-orang India berkasta sudra. Hanya sediki yang setuju dengan teori
ini, salah satunya adalah Von van Feber, yang mempunyai alasan sebagai berikut.
Golongan berkasta sudra (pekerja kasar) dari India menginginkan kehidupan lebih
baik dengan pergi ke daerah lain, salah satunya Indonesia. Golongan berkasta
sudra keluar dari India, termasuk Indonesia, karena ingin mendapatkan kedudukan
dan lebih dihargai. Teori ini menimbulkan kontroversi karena kaum sudra terdiri
dari kelompok dengan derajat terendah sehingga dianggap tidak layak menyebarkan
agama Hindu. Selain itu, kaum sudra tidak berniat pergi dari India untuk
menyebarkan agama, mereka juga tidak menguasai bahasa Sanskerta yang digunakan
dalam kitab Weda. Baca juga: Awal Pengaruh Hindu Buddha di Nusantara
5. Teori
Arus Balik Teori ini dicetuskan oleh F.D.K. Bosch untuk menyanggah Teori Waisya
dan Kesatria. Menurutt Bosch, masyarakat Indonesia memiliki peranan dalam
penyebaran dan pengembangan agama Hindu-Buddha. Akibat interaksi dengan
orang-orang India, masyarakat pribumi kemudian belajar agama Hindu-Buddha di
tempat yang disebut sangga. Setelah belajar bahasa Sanskerta, kitab suci,
sastra, dan budaya tulis, penduduk lokal kemudian mendalami agama Hindu-Buddha
di India. Mereka kemudian kembali ke nusantara untuk mengembangkan agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha kepada masyarakat. Teori ini diperkuat dengan prasasti
Nalanda, yang menyebutkan bahwa Raja Balaputradewa dari Sriwijaya meminta raja
India untuk membangun wihara di Nalanda sebagai tempat menimba ilmu bagi para
tokoh Sriwijaya. Sementara penyebaran agama Buddha dilakukan melalui misi
dharmaduta pada abad 2 masehi. Pelaksanaan misi ini dibuktikan dengan penemuan
arca Buddha di Sempaga, Jember, dan Bukit Siguntang yang berasal dari India
Selatan. Baca juga: Wilayah Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya Kerajaan yang menerima
corak budaya India adalah Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Mataram Kuno,
Majapahit, dan kerajaan-kerajaan di Bali.
21.
Kerajaan Tradisional masa Hindu-Budha
1.
Kerajaan Salakanegara (130-358) Letak kerajaan ini di daerah Pandeglang,
tepatnya di Teluk Lada. Dalam buku Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara (2009),
Deni Prasetyo mengungkapkan, kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan kuno
yang ada di Indonesia. Raja pertamanya bernama Dewawarman yang merupakan orang
India.
2.
Kerajaan Tarumanegara (358-700) Berdasarkan catatan-catatan dalam prasasti
peninggalan, Tarumanegara didirikan pada 358 oleh Rajadirajaguru
Jayasingawarman yang juga jadi raja pertama. Selain itu, kerajaan ini merupakan
kelanjutan cerita dari Salakanegara yang menjadi kerajaan daerah.
3.
Kerajaan Kutai (400-1635) Di hulu sungai Mahakam daerah Kalimantan Timur
kerajaan ini berlokasi. Didirikan oleh Kudungga yang juga merangkap sebagai
raja pertama. Kerajaan Kutai berakhir pada masa pemerintahan Maharaja Dharma
Setia. Ia tewas dan akhirnya Kutai menjadi Kesultanan bercorak Islam.
4.
Kerajaan Kendan (536-702) Raja pertama dan pendiri kerajaan ini adalah Raja
Maha Guru Manikmaya. Selama masa pemerintahan, jabatan raja selalu diwariskan
ke anak dan cucunya hingga sampai ke Wretikandayun yang mengganti kerajaan ini
menjadi Kerajaan Galuh.
5.
Kerajaan Kalingga (594-782) Kerajaan Kalingga mengalami masa kejayaannya pada
masa pemerintahan Ratu Shima yang terkenal tegas. Setelah Ratu Shima meninggal
dunia, kerajaan ini dibagi menjadi dua bagian dan diwariskan kepada kedua
anaknya.
6.
Kerajaan Indraprahasta (598-747) Raja pertama dari kerajaan ini adalah Maharesi
Sentanu. Kerajaan ini terletak di lereng gunung Ciremai, Cirebon. Kehancuran
Indraprahasta dimulai ketika Kerajaan Sunda menyerang pada 747 M.
7.
Kerajaan Melayu (671-1375) Berdasarkan berita Cina yang ditulis I-tsing,
kerajaan ini berada di daerah Sumatera. Belum ada sumber sejarah yang
menyebutkan siapa raja pertama Kerajaan Melayu. Namun, pada 1183, Srimat
Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa dianggap sebagai raja yang memimpin di
masa itu.
8.
Kerajaan Sriwijaya (671-1377) Salah satu kerajaan terbesar di daerah Sumatera
yang didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Kerajaan ini mencapai puncak
kejayaan pada abad ke-8 hingga akhirnya runtuh pada 1377 karena serangan
Majapahit.
9.
Kerajaan Sunda (662-1579) Berdasarkan namanya, kerajaan ini berlokasi di daerah
Jawa Barat serta sebagian Jawa Tengah dan pernah dipimpin oleh Maharaja
Jayabhupati. Kerajaan ini kemudian dipindahkan ke daerah Kawali, Ciamis. Namun,
kerajaan ini mengalami kehancuran setelah serangan Maulana Yusuf dari Kerajaan
Banten.
10.
Kerajaan Galuh (669-1482) Merupakan lanjutan dari Kerajaan Kendan. Kerajaan ini
didirikan dan dipimpin oleh Wretikandayun setelah ia mewarisi tahta Kendan.
11.
Kerajaan Sumedang Larang (721-1620) Awalnya, kerajaan ini berdiri sebagai
bawahan Kerajaan Sunda serta Kerajaan Galuh. Namun, pada 1530 Sumedang Larang
menyatakan sebagai bagian Kerajaan Cirebon dan menjadi kerajaan bercorak Islam.
12.
Kerajaan Medang (752-1045) Pendiri kerajaan ini adalah Mpu Sindo yang berasal
dari kerajaan Mataram. Namun, kerajaan ini mengalami kehancuran di masa
kepemimpinan Dharmawangsa karena kudeta dari kerajaan Wurawuri yang merupakan
bawahan Medang.
13.
Kerajaan Kanjuruhan (800-an) Pertama kali dipimpin oleh Raja Dewashimha.
Kerajaan ini terletak di daerah sekitar Jawa Timur dan memiliki relasi penting
dengan Kerajaan Kalingga. Kehancurannya diawali dengan serangan Mataram pada
abad ke-10.
14.
Kerajaan Bali (914-1430) Pada periode kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia,
kerajaan ini terletak di pulau Sunda Kecil yang kini disebut sebagai Bali. Raja
pertama kerajaan ini belum dapat diketahui secara pasti, namun yang tercatat
berdasarkan Prasasti Lanjong raja pertama adalah Sri Kesari Warmadewa.
15.
Kerajaan Kahuripan (1019-1045) Lokasi kerajaan ini berada di Jawa Timur.
Airlangga mendirikan kerajaan ini pada tahun 1009. Setelah hancurnya Kerajaan
Medang, Airlangga mengajak rakyat dan membuat kerajaan baru ini.
16.
Kerajaan Pajajaran (1042-1482) Awalnya,kerajaan ini muncul ketika Prasasti
Batutulis dan Prasasti Kebantenan ditemukan. Pemimpin kerajaan ini merupakan
Maharaja Jayabhupati yang sebelumnya pernah memimpin Kerajaan Sunda. Setelah
lama menjadi kerajaan, Pajajaran diserang oleh Banten yang dipimpin oleh
Maulana Hasanuddin dan mengalami kekalahan.
17.
Kerajaan Janggala (1045-1135) Sama seperti Kahuripan, kerajaan ini terletak di
Jawa Timur dan berpusat di Sidoarjo. Tercatat dalam Prasasti Kambang Putih,
raja pertamanya bernama Mapanji Garasakan. Berakhirnya kerajaan ini disebabkan
oleh kekalahan melawan Kerajaan Kediri pada 1135.
18.
Kerajaan Kadiri (1045-1222) Raja pertama dari kerajaan ini adalah Sri Maharaja
Jyetendrakara Parakrama Bakta. Hal tersebut dijelaskan pada Prasasti Mataji.
Kehancurannya terjadi pada masa pemerintahan Kertajaya pada 1222.
19.
Kerajaan Singasari (1222-1292) Ken Arok berperan sebagai pendiri kerajaan ini
pada 1222. Posisi tepatnya kerajaan ini terdapat di kota Malang. Pada 1292
terjadi sebuah kudeta dari Jayakatwang yang saat itu berada di bawah pimpinan
Singasari,
20.
Kerajaan Majapahit (1293-1500) Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk kerajaan
ini merupakan kerajaan yang kuat. Bahkan, Majapahit terkenal dengan penaklukkan
seluruh Nusantara dan berhasil menguasai sebagian besar Indonesia. Namun,
setelah Hayam Wuruk meninggal kekuasaan kerajaan ini mulai menyusut. Majapahit
menjadi kerajaan bercorak Hindu-Buddha terakhir di Nusantara. Kemunduran dari
kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha dipengaruhi juga oleh munculnya
pengaruh Islam di Nusantara. Kerajaan-kerajaan bercorak Islam muncul dan
perlahan menyingkirkan eksistensi dari kerajaan Hindu-Buddha.
21.
Pengaruh Politik Etis Bagi Bangsa Indonesia
1.
Memberikan kesejahteraan untuk semua orang
Pengaruh
adanya politik etis bagi Indonesia
adalah memberikan banyak kesejahteraan terhadap seluruh masyarakat Indonesia.
Dari Trilogi Van Deventer yang mana masyarakat Indonesia memiliki hak untuk
mengikuti berbagai hal, misalnya saluran irigasi yang sudah dibangun oleh
Belanda. Setidaknya masyarakat Indonesia di kala itu benar-benar bisa menikmati
pengaruh positif dari politik etis. Pemerintah Belanda sudah berhasil membangun
berbagai saluran irigasi di tahun 1885. Salah satu yang terkenal adalah
bangunan irigasi di Demak dan Berantas yang memiliki luas 90.000 bau. Kemudian
pada tahun 1902 meningkat menjadi 173.000 bau. Inilah yang nanti secara tidak
langsung juga merupakan dampak politik etis di bidang ekonomi.
2.
Menyempurnakan fasilitas yang sebelumnya sudah ada
Sebagai
bentuk balas budi yang dilakukan oleh Pemerintah Belanda, maka mereka melakukan
berbagai perbaikan lainnya selain yang berkaitan dengan sektor pertanian.
Pemerintah Belanda kemudian mulai menyisir sektor kependudukan dan juga
pendidikan. Terobosan ini tentu merupakan hal yang sangat mulia. Akan banyak
masyarakat Indonesia yang bisa menerima dan merasakan manfaat ini demi
membuatnya menjadi masyarakat yang cerdas dan maju. Namun memang politik etis
yang satu ini kerap terbentur oleh pro dan kontra. Meksipun begitu, kita harus
tetap memberikan apresiasi terhadap keputusan dari Pemerintah Belanda karena
mampu membantu masyarakat Indonesai untuk berkembang dan terus melangkah maju
sampai sekarang.
3.
Meningkatnya SDM
Tidak
bisa kita pungkiri bahwa kehadiran politik etis membantu meningkatkan SDM
masyarakat Indonsia. Sebenarya hal ini merupakan salah satu jasa Pemerintah Belanda
meskipun memang lebih banyak hal-hal negatif yang mereka berikan. Namun tetap
saja kita tidak bisa memungkiri bahwa Belanda sudah membantu masyarakat
Indonesia menjadi bangsa yang pemikir. Belanda memang serius meningkatkan SDM
masyarakat Indonesia. Ini dibuktikan dengan banyaknya pembangunan sekolah.
Meskipun memang di dalam sekolah tersebut masih akan dibagi menjadi beberapa
bagian dengan menyesuiakan siapa dan dari kalangan mana saja yang harus
menuntut ilmu atau masuk ke kelas tersebut.
Beberapa
sekolah yang sudah dibangun oleh Belanda antara lain:
HIS
atau Hollandsch Indlandsche School yang setingkat SD
AMS
atau lgemeene Middlebare School yang merupakan setingkat SMU
Kweek
School atau Sekolah Guru bagi kaum pribumi (putra)
Technical
Hoges School atau Sekolah Tinggi Teknik yang ada di Bandung. Kemudian di tahun
1902, mulai didirikan Sekolah Pertanian yang sekarang benama IPB.
4.
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memperoleh hak-haknya
Pengaruh
politik etis dapat menyadarkan masyarakat Indonesia untuk mulai berusaha
mendapatkan hak-haknya. Seperti yang dijelaskan bahwa masyarakat Indonesia
sudah mulai menjadi masyarakat yang pemikir sehingga muncul ide untuk
mendapatkan hak-haknya kembali dari Belanda.
22.
Organisasi Pergerakan Nasional
1. Budi
Utomo Budi Utomo merupakan organisasi pertama yang dicetus di Indonesia oleh
dr. Wahidin Soedirohosodo. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email
kamu. Daftarkan email Wahidin berkeliling ke Pulau Jawa untuk melakukan
sosialisasi terkait pentingnya pendidikan. Selain itu, juga terdapat dana
pendidikan untuk membantu para kaum terpelajar yang tidak dapat melanjutkan
pendidikannya. Dana ini disebut Studie Fond atau Dana Pelajar. Pada 1907,
Wahidin bertemu dengan Soetomo saat tengah berkampanye. Kampanye yang
dikumandangkan Wahidin ternyata sesuai dengan pemikiran Sutomo dan para pelajar
STOVIA (Sekolah Kedokteran di Batavia) lain. Keduanya kemudian membentuk
organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908.
Budi Utomo menjadi organisasi pertama yang didirikan oleh bangsa
Indonesia dan beranggotakan mahasiswa STOVIA atau Sekolah Kedokteran Batavia.
Berdirinya Budi Utomo menjadi awal kebangkitan nasional atau pergerakan
nasional, sehingga ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional. Baca juga: Awal Mula dan Cita-Cita Berdirinya
Budi Utomo
2. Sarekat
Islam Sarekat Islam didirikan oleh Haji Samanhudi di Solo pada 1905. Awalnya
organisasi ini bernama Sarekat Dagang Islam, kemudian diubah menjadi Sarekat
Islam. Pada 1912, HOS Cokroaminoto ditunjuk untuk menjadi ketua dari Sarekat
Islam. Tujuan dari SI sendiri adalah untuk melindungi pengusaha lokal agar
dapat bersaing dengan pengusaha non lokal dalam perdagangan batik. Seiring
berjalannya waktu, Sarekat Islam menjadi besar karena semua orang boleh
bergabung jika beragama Islam. Namun, pada 1921, SI terpecah menjadi dua kubu,
yaitu SI Putih dan SI Merah. Setelah SI mengalami perkembangan pesat,
organisasi ini mulai disusupi dengan paham sosialisme revolusioner. Paham ini
disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet yang mendirikan ISDV (Indische
Sociaal-Democratische Vereeniging) pada 1914. ISDV berusaha menyebarkan
pengaruhnya, tetapi karena paham yang mereka anut tidak berakar di Indonesia,
akhirnya penyebaran ini kurang berhasil. Guna mengatasi hal ini, mereka
menggunakan taktik infiltrasi atau dikenal sebagai blok di dalam. Mereka
menyusup ke tubuh SI dengan tujuan yang sama, yaitu membela rakyat kecil dan
menentang kapitalisme dengan cara yang beda. Usaha mereka ini rupanya
membuahkan hasil. Mereka berhasil memengaruhi tokoh-tokoh muda SI, seperti
Semaun, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin Prawirodirdjo. Pengaruh inilah yang
kemudian menyebabkan SI pecah menjadi dua kubu.
SI Putih dipimpin HOS Cokroaminoto, berpusat di Yogyakarta, sedangkan SI
Merah dipimpin Semaun, berpusat di Semarang.
Pada 1923, nama Sarekat Islam diubah menjadi Partai Sarekat Islam.
Perubahan ini didasari dengan adanya disiplin partai yang melarang keanggotaan
rangkap. Pada 1929, nama PSI berubah menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia
(PSII) karena tujuan perjuangan adalah mencapai kemerdekaan nasional. Baca
juga: Awal Mula dan Cita-Cita Berdirinya Indische Partij
3. Indische
Partij Indische Partij merupakan partai politik pertama di Hindia Belanda yang
berdiri pada 25 Desember 1912. Para
pendiri Indische Partij ini disebut sebagai Tiga Serangkai, yaitu E.F.E. Douwes
Dekker (Danudirja Setiabudi), RM Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) dan
Tjipto Mangunkusumo. Dibentuknya Indische Partij ini bertujuan untuk
mengembangkan rasa nasionalisme, menciptakan persatuan antara orang Indonesia
dan Bumiputera. Organisasi ini memberi kritik kepada pemerintah kolonial
Belanda melalui tulisan-tulisan yang dibuat oleh para tokoh tiga serangkai.
Suwardi menulis Als ik een Nederlander was (Seandainya aku seorang Belanda), Cipto
menulis Kracht of Vrees? yang berisi sarkasme. Kedua tulisan ini kemudian
didukung oleh Douwes Dekker. Douwes
mengkritik dalam tulisan bertajuk Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en
Soewardi Soerjaningrat (Pahlawan kita: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi
Soerjaningrat). Akibatnya, ketiga tokoh ini ditangkap dan diasingkan ke
Belanda. Semenjak kepergian mereka,
kegiatan Indische Partij mengalami penurunan. Akhirnya, nama Indische Partij
pun berubah menjadi Partai Insulinde. Baca juga: Pemindahan Ibu Kota
Pemerintahan Abbasiyah dari Damaskus ke Baghdad
Perhimpunan Indonesia
4. Perhimpunan
Indonesia didirikan Belanda pada 1908. Awalnya organisasi ini bernama Indische
Vereeniging oleh Soetan Kasajangan Soripada dan RM Noto Suroto. Semenjak tahun
1923, PI sudah aktif berjuang untuk memelopori dari jauh perjuangan kemerdekaan
untuk seluruh rakyat Indonesia. Kemudian pada 1925 namanya berganti menjadi
Perhimpunan Indonesia. Istilah Indonesia sendiri dipakai untuk menunjukkan
identitas diri bangsa dan negara serta menggantikan kata Hindia Belanda. Tokoh
yang tergabung dalam PI adalah Mohammad Hatta, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi
Suryaningrat. Perhimpunan Indonesia berjuang dengan kekuatan sendiri tanpa
meminta kepada pemerintah kolonial Belanda. Organisasi ini melahirkan majalah
dengan nama Hindia Poetra yang berganti menjadi Indonesia Merdeka. Baca juga:
Sejarah Berdirinya Kerajaan Cirebon Indische Social Democratische Vereeniging
(ISDV) ISDV berdiri pada 9 Mei 1914 oleh
Henk Sneevliet, anggota Partai Buruh Sosial Demokrat Belanda. Organisasi ini
menganut paham marxisme. Benih-benih marxisme datang dari luar negeri dan mulai
ditanamkan di Indonesia pada masa sebelum Perang Dunia I. Paham ini kemudian
dibawa oleh Henk ke Indonesia. Tujuan ISDV sendiri adalah: Membawa sosialisme
di masyarakat Bumiputra dan tidak hanya kepada anggota yang berasal dari Eropa.
Menyebarkan paham sosial-demokrat ke masyarakat Hindia. Menjadi pelopor di
dalam menghadapi ideologi kapitalisme dan liberalisme yang sudah ada sejak revolusi
indutri berlangsung di Hindia Belanda. ISDV ini merupakan cikal bakal
terbentuknya Partai Komunis Indonesia, pada Desember 1920, diketuai oleh
Semaun. Pada 13 November 1926, PKI
melakukan pemberontakan di Jawa dan Sumatera, namun dikalahkan oleh kolonial
Belanda. Baca juga: Sejarah Berdirinya
Kerajaan Cirebon Partai Nasional Indonesia
5. Partai
Nasional Indonesia (PNI) merupakan perkumpulan yang dibentuk oleh Soekarno pada
4 Juli 1927. PNI sendiri bergerak dalam
bidang politik, ekonomi, dan sosial. Setelah Kongres 1928 di Surabaya, anggota
PNI ini semakin meningkat sehingga mengkhawatiran pemerintah kolonial.
Akhirnya, pada 29 Desember 1929, empat tokoh PNI, yaitu Soekarno, Gatot
Mangkoeprodjo, Maskoen, dan Soepriadinata ditangkap dan dihukum oleh pengadilan
Bandung. Penangkapan para pemimpin PNI
ini memberikan pukulan keras terhadap PNI sendiri. Pada Kongres Luar Biasa ke-2
di Jakarta, 25 April 1931, diambil keputusan untuk membubarkan PNI karena
keadaan.
23.
Kehidupan Politik Pada Masa Orde Lama
Pertama,
setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, terjadi pembalikan arah dalam
penampilan konfigurasi politik. Pada periode ini konfigurasi politik menjadi
cenderung demokratis dan dapat diidentifikasi sebagai demokrasi liberal.
Keadaan ini berlangsung sampai tahun 1959, dimana Presiden Soekarno
menghentikannya melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Pada periode ini pernah
berlaku tiga konstitusi, yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950.
Kedua,
konfigurasi politik yang demokratis pada periode 1945-1959, mulai ditarik lagi
ke arah yang berlawanan menjadi otoriter sejak tanggal 21 Februari 1957, ketika
Presiden Soekarno mengutarakan konsepnya tentang demokrasi terpimpin. Demokrasi
Terpimpin merupakan pembalikan total terhadap sistem demokrasi liberal yang
sangat ditentukan oleh partai-partai politik melalui free fight.
24.
Penyebab lahirnya masa reformasi
1.
Faktor politik.
-
Banyaknya korupsi, kolusi, nepotisme dikalangan pejabat pemerintahan memebuat
rakyat tidak percaya lagi kepada pemerintahan orde baru.
-
Kekuasan orde baru yang oteriter tertutup dan masyarakat berkeinginan
demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan adanya keiniginan
untuk perubahan
2.
Faktor ekonomi.
-Terjadinya
krisis ekonomi moneter pada tahun 1998 membuat rakyat menderita dengan sulitnya
mendapatkan berang-barang kebutuhan pokok
3.
Faktor sosial.
-Banyak
terjadinya kasus pelanggaran HAM misalnya pada tragedi tri sakti, yang banyak
memakan korban mahasiswa yang menuntut reformasi dan turunya presiden soeharto
4.
Faktor hukum.
-Tidak
adanya perlakuan yang adil dalam proses hukum diantara warga negara
25.
Keberhasilan ekonomi masa reformasi
1.
merekapitulasi perbankan dan menurunkan inflasi,
2.
merekonstruksi perekonomian nasional,
3.
melikuidasi bank-bank bermasalah,
4.
membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional
5.
menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga dibawah Rp 10.000,-
6.
mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli atau
persaingan tidak sehat
7.
mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen
26.
Hubungan orde baru dengan supersemar
Supersemar
atau Surat Perintah 11 Maret adalah penyerahan mandat kekuasaan dari Presiden
Soekarno ke Presiden Soeharto pada 11 Maret 1966. Supersemar menjadi peristiwa
sejarah penting bagi Indonesia karena merupakan tonggak lahirnya Orde Baru. Ini
dikarenakan Supersemar membuka jalan bagi Soeharto untuk naik menjadi presiden
dan mengubah tatanan Orde Lama yang dibangun Soekarno.
27.
Faktor-faktor pendorong perdagangan internasional
1.
Penguasaan Ilmu Pengetahuan & Teknologi
Negara-negara
dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi akan mampu
memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak, berkualitas, dan tentunya
efisien dibandingkan dengan negara yang lambat akan IPTEK-nya. Hal ini bisa
terjadi karena pemanfaatan teknologi sangat menghemat biaya produksi dan mampu
menghasilkan barang yang lebih banyak. Negara dengan teknologi yang lebih maju
cenderung melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang, sedangkan barang
yang bukan produk sendiri akan dibeli dari negara lain.
2.
Perbedaan Kekayaan Sumber Daya Alam
Setiap
negara memiliki keadaan geografis yang berbeda- beda, sehingga perbedaan
tersebut menjadikan setiap negara memiliki kekayaan sumber daya alam yang
berbeda-beda pula. Pada dasarnya, sumber daya alam adalah faktor produksi
negara. Oleh karena itu, setiap negara memiliki keanekaragaman kondisi
produksi.
3.
Perbedaan Selera
Selera
ternyata dapat menimbulkan perdagangan Internasional. Terjadinya perbedaan
kebudayaan, sistem politik, pandangan hidup, dan tatanan sosial menyebabkan
terjadinya selera terhadap berbagai jenis komoditas.
4.
Perbedaan Iklim
Perbedaan
iklim setiap negara menyebabkan terbatasnya potensi sumber daya alam.
Akibatnya, tidak semua barang untuk memenuhi kebutuhan dapat dipenuhi sendiri
oleh negara tersebut. Oleh karena itu, negara akan mengimpor dari negara lain.
5.
Perluas Pasar & Tingkatkan Keuntungan
Ada
kalanya para produsen menjalankan produksinya dengan tidak maksimal karena takut
mengakibatkan kelebihan produksi sehingga menyebabkan kerugian. Namun, beberapa
produsen sengaja melakukan produksi besar-besaran untuk menambah keuntungan
sehingga akan mendorong mereka untuk melakukan perdagangan Internasional.
- Kelebihan atau Kekurangan
Produk Suatu Negara
Kelebihan
produk pada suatu negara (surplus) dan kekurangan kas dalam suatu negara
(defisit) adalah suatu hal yang terjadi karena adanya perbedaan sumber daya
alam dan kemajuan antara negara satu dan lainnya. Terjadinya surplus menyebabkan
negara yang bersangkutan akan menjual hasil produknya ke negara lain, sedangkan
negara yang mengalami defisit akan membeli barang dari luar negeri melalui
perdagangan Internasional.
28.
Cara menghitung kurs valuta asing
Kurs
jual US dolar = Rp15.800,-
Kurs
beli US dolar = Rp15.600,-
Kurs
jual artinya nilai tukar yang digunakan bank untuk menjual mata uang asing
kepada nasabah, sedangkan kurs beli artinya nilai tukar yang digunakan bank
untuk membeli mata uang asing yang dimiliki nasabah. Jadi, untuk kasus Silvi
kurs yang digunakan adalah kurs beli karena bank membeli US dolar dari Silvi
untuk ditukarkan ke rupiah.
Uang
yang diperoleh Silvi = kurs beli x jumlah dolar yang dimiliki Silvi
Uang
yang diperoleh Silvi = Rp15.600,- x 120
Uang
yang diperoleh Silvi = Rp1.872.000,-
29.
MEA
Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) adalah sebuah langkah kongkrit berbagai negara di Asia
Tenggara dalam menghadapi perdagangan bebas yang terjalin antar negara-negara
ASEAN. Negara-negara yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Asean di antaranya
adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, Kamboja, Laos, Brunei
Darussalam, Thailand, dan Myanmar. Salah satu hubungan antar negara yang
penting adalah hubungan di bidang ekonomi. Saat ini faktanya beberapa negara di
Asia Tenggara sudah menunjukan perkembangan yang begitu signifikan, bahkan
posisi negara-negara tersebut sudah diperhitungkan oleh kancah Internasional.
30.
Menghitung keseimbangan harga
Fungsi
permintaan suatu barang ditunjukkan bahwa Qd = 40 – P dan fungsi penawaran Qs =
4P – 50. Tentukanlah berapa harga jumlah dan keseimbangan!
Syarat
keseimbangan adalah Qd = Qs atau Pd = Ps
Qd
= Qs
40
– P = 4P – 50
–
P – 4P = -50 – 40
–
5P = -90
P
= -19/-5 = 18
Diperoleh
P (harga) keseimbangan = 18. Untuk mencari nilai Q (jumlah) keseimbangan kita
harus memasukkan P keseimbangan (18) ke salah satu fungsi di atas. Bisa
dimasukkan ke fungsi permintaan maupun ke fungsi penawaran.
P
= 18 => Q = 40 – P
Q
= 40 – 18
Q
= 22
Maka
didapat Q (jumlah) keseimbangan = 22..
31.
Perbedaan lembaga dan pranata social
Pranata
sosial adalah sistem norma atau aturan yang menyangkut suatu aktivitas
masyarakat yang bersifat khusus. Sedangkan lembaga sosial adalah badan atau
organisasi yang melaksanakannya
32.
Bentuk perubahan social budaya
Ternyata
perubahan sosial budaya memiliki beberapa bentuk yang tidak disadari oleh
banyak orang. Apa saja sih bentuk-bentuknya. Berikut ulasannya.
Evolusi
dan Revolusi
Saat
pemilu, kamu mungkin sudah tidak asing dengar kata evolusi dan revolusi bukan?
Nah, berikut perbedaan antara evolusi dan revolusi
1.
Evolusi
Penggunaan
kata evolusi mengacu pada perubahan sosial yang memakan waktu yang lama tanpa
ada kehendak dari masyarakat.
Terbentuknya revolusi dipengaruhi oleh dorongan masyarakat agar bisa
menyesuaikan diri terhadap perkembangan masyarakat yang terjadi waktu itu.
2.
Revolusi
Sedangkan
istilah revolusi lebih tepat digunakan untuk melakukan perubahan secara cepat
tanpa direncanakan sebelumnya. Kebalikan dari evolusi, jadi revolusi bisa
terjadi karena sudah direncanakan sebelumnya, meskipun demikian, ada juga yang
tidak direncanakan.
Perubahan
yang Direncanakan dan Perubahan yang tidak direncanakan
Bentuk
perubahan sosial budaya ada dua, yaitu perubahan budaya yang direncanakan dan
perubahan budaya yang tidak direncanakan.
1.
Perubahan direncanakan
Dikatakan
sebagai perubahan budaya yang direncanakan karena terjadinya perubahan
berdasarkan pada perkiraan yang sudah direncanakan oleh pihak pembuat. Pihak
pembuat rencana disebut sebagai agen of change.
2.
Perubahan yang tidak direncanakan
Sebaliknya,
perubahan budaya yang tidak direncanakan terbentuk karena tanpa direncanakan
terlebih dahulu. Perubahan yang tidak direncanakan memiliki kecenderungan
ditentang oleh masyarakat yang bersangkutan.
Perubahan
kecil dan besar
selain
masalah perencanaan dan revolusi ada juga bentuk perubahan sosial yang berupa
perubahan kecil dan perubahan besar.
1.
Perubahan kecil
Terjadinya
perubahan kecil lebih sering terjadi pada unsur perubahan sosial yang tidak
memiliki pengaruh yang begitu berarti. Contohnya, masalah perubahan fashion,
perubahan lifestyle dan masih banyak lagi.
2.
Perubahan besar
Sebaliknya,
perubahan besar akan mendapat pertentangan besar bagi masyarakat. Dikatakan
terjadi perubahan besar apabila menyangkut pada unsur-unsur struktur sosial
yang memberi pengaruh besar pada masyarakat. Sehingga jika unsur struktur
sosial tersebut terlalu berubah drastis, bisa menimbulkan perubahan reaksi dan
pertentangan dari masyarakat. Nah,
itulah beberapa bentuk perubahan sosial budaya yang sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Dari ketiga macam bentuk tersebut, apakah kamu juga
pernah merasakan perubahan tersebut? jawabannya boleh kamu masukan di kolom
komentar di bawah ya.